Arsip Sejarah di Beijing Beberkan Bukti Kudeta Aidit dan PKI
- Disertasi Taomo Zhou
VIVA – Polemik kudeta PKI kembali hangat dan menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat. Terlepas dari pro-kontra yang terjadi saat ini, arsip yang membeberkan keterlibatan PKI dalam kudeta 1948 dan 1965 ternyata tersimpan lewat arsip-arsip sejarah di Beijing China.
Adalah Taomo Zhou, sejarawan dari Nanyang Technology University, Singapura, yang membeberkan catatan penting sejarah Kudeta PKI ini lewat penelitiannya yang juga telah dibukukan lewat 'Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok dan Etnik Tionghoa 1945-1947'.
Dari penelitian disertasi yang salah satu sumber utamanya dari arsip yang tersimpan di pusat arsip Partai Komunis Tiongkok tersebut terungkap catatan menarik. Yang paling menyorot perhatian terungkapnya percakapan DN Aidit dengan Mao Zedong pada tanggal 5 Agustus 1965 silam.
Baca juga: Fadli Zon Beberkan Kesalahan Sukmawati Sebut PKI Ideologi Pancasila
Dalam percakapan itu, Aidit yang tengah berkunjung ke China menyampaikan rencananya kepada Mao Zedong yang saat itu menjabat Ketua Partai Komunis Tiongkok. Dalam arsip tersebut, Aidit mengaku menyampaikan rencananya untuk melakukan kudeta di Indonesia.
Lewat bukunya, Taomo Zhou juga menegaskan Aidit adalah aktor utama yang memang merancang gerakan kudeta G30S/PKI. Namun Taomo juga menegaskan bahwa pengaruh Beijing tidak signifikan dalam kudeta PKI di Indonesia. Mao bahkan dikabarkan terkejut saat mendengar gerakan tersebut akhirnya dilancarkan.
Catatan arsip ini tentu juga selaras dengan perkataan Fadli Zon dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TvOne, Selasa malam, 29 September 2020. Dalam kesempatan itu, Fadli Zon menegaskan bahwa jelas PKI jelas dibalik pemberontakan PKI pada 1948 dan 1965.
"Ada dua kali PKI mau melakukan kudeta. Bagi saya jelas PKI itu mau melakukan kudeta pada tahun 1948 dan 1965. Nanti saya beberkan bukti-buktinya dengan jelas apalagi sudah Tap MPRS No 25 tahun 1966 dan undang-undang No 27 tahun 1999 yang jelas mengatakan bahwa PKI dibubarkan karena mau merobohkan Negara Republik Indonesia,"" kata Fadli Zon.
Dalam kesempatan itu, Fadli Zon membeberkan keterlibatan PKI dalam dua tragedi besar dalam sejarah Indonesia. Menurut Fadli, pada pemberontakan PKI pada 1948 tokoh sentralnya adalah Muso.
Fadli juga membantah klaim putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yakni Sukmawati Soekarnoputri terkait ideologi PKI. Sukmawati sebelumnya mengatakan bahwa PKI juga mengakui ideologi Pancasila. Namun Fadli menegaskan ideologi PKI Marxisme-Leninisme berdasarkan dari buku Jalan Baru Indonesia karya Muso.