Petani di Garut Mengeluh Pupuk Bersubsidi Langka
- VIVA/Diki Hidayat
VIVA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat tetap aman. Namun, kenyataannya sejumlah petani justru mengeluh sulit mendapatkan pupuk bersubsidi. Bukan hanya pupuk bersubsidi, pupuk nonsubsidi pun sulit didapatkan sehingga berpengaruh terhadap kualitas produksi pertanian.
Suhendi Idang (56 tahun), petani melon di Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, mengatakan, saat ini hasil panen melon sangat buruk akibat kurangnya pemberian pupuk. Pupuk dasar yang biasa digunakan untuk melon seperti ZA, SP dan KCL, sudah sulit didapat.
"Saya memang menggunakan pupuk non subsidi, tapi akhir-akhir ini pupuk nonsubsidi pun langka apalagi pupuk bersubsidi," ujarnya, Rabu 30 September 2020.
Baca juga: Mentan Perang Lawan COVID-19 dengan Jamin Cadangan Pangan 2 Tahun
Jalal, petani asal Kecamatan Banyuresmi mengalami hal serupa. Padahal lahan digarapnya sudah masuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Pupuk Bersubsidi (RDKK).
Namun, kenyataannya, saat ini justru pihaknya sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, padahal padi sudah ditanam. "Hampir setiap toko tidak ada pupuk bersubsidi, kalaupun ada katanya gak dijual," ungkapnya.
Sementara itu Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan bahwa pihaknya tak berdaya mengatasi persoalan kelangkaan pupuk karena persoalan pupuk bersubsidi merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Pihaknya menuding ada oknum tertentu yang menyalahgunakan pupuk bersubsidi, sehingga tidak sampai kepada para petani.
“Saya sudah minta kepada aparat penegak hukum untuk mengawasi persoalan pupuk bersubsidi ini," katanya. (ren)