JK: Era Jokowi Rapat Seminggu Bisa 4-5 Kali

Jusuf Kalla pensiun sebagai Wakil Presiden RI.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) membandingkan dua kepemimpinan antara mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). JK merupakan mantan Wakil Presiden era SBY periode 2004-2009 dan Jokowi periode 2014-2019.

Menurut JK, kedua pemimpin negeri ini memiliki cara yang berbeda dalam menjalankan mandat rakyat sebagai orang nomor satu di Indonesia. Hanya saja, JK mengaku kalau zaman SBY itu semua urusan atau persoalan ekonomi diserahkan kepadanya.

“Kalau zaman Pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Jadi rapatnya bisa 1 minggu 4 sampai 5 kali,” kata JK dikutip dari YouTube Helmi Yahya Bicara 'Ngobrol Serius dan Bercanda ala JK' yang dikutip VIVA pada Rabu, 30 September 2020.

“Begitu gayanya (Pak Jokowi). Keputusan diambil bersama,” ujarnya.

Baca Juga: JK: Saya Beruntung Disebut Wapres Nomor 10 dan 12

Jadi, JK menilai era Pemerintahan SBY lebih singkat dan lebih cepat untuk mengambil keputusan. Sementara, Presiden Jokowi memang punya gaya yang berbeda dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

"Pak SBY lebih ringkas, lebih terarah. Lebih cepat kita ambil keputusan," ujar JK yang juga eks Ketua Umum Golkar itu.

Sebelumnya diberitakan, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan memori jabatan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk periode 2019-2024 di Istana Wakil Presiden, Jalan Veteran pada Senin, 21 Oktober 2019. JK mengingat cerita lima tahun lalu yang menerima tongkat estafet dari Boediono pada 2014 silam.

“Tepat 5 tahun lalu, saya berdiri di posisi ini menerima posisi seperti Pak Kiai Ma’ruf ialah menerima memori jabatan dari Pak Boediono. Sekarang hari ini saya memberikan memori jabatan kepada Bapak Kiai Ma’ruf,” kata JK seperti yang ditayangkan tvOne.

Maka, kata dia, itu tanda bahwa pemerintahan adalah berkelanjutan. Sebab, dalam jabatan wakil presiden itu tidak ada serah terima, tapi berkelanjutan. Oleh karena itu, JK berharap kepada Ma’ruf sebagai pendamping Presiden Joko Widodo mengetahui apa saja pekerjaan yang belum dikerjakan dan yang akan dikerjakan lima tahun ke depan.

“Apa yang baik dilanjutkan tentu, apa yang belum selesai dapat direnungkan, apa yang kurang baik tentu jangan dikerjakan. Itu prinsip pokok. Sejak sumpah itu berarti ada suatu penyelesaian konstitusi,” ujar Wakil Presiden RI dua kali ini.

Kemudian, JK sebagai orang yang beruntung karena mendapatkan kesempatan dua kali menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yakni pada 2004-2009 dan periode 2014-2019. “Saya 10 tahun di sini, di tengahnya ada 5 tahun. Saya beruntung untuk disebut wapres bernomor 10 dan 12,” katanya. (ase)