Prasasti Soe Hok Gie Dipasang di Puncak Tertinggi Tanah Jawa

Foto prasasti dua aktivis mahasiswa pada era 1960-an, Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, dipasang di gerbang puncak Mahameru, Gunung Semeru, Jawa Timur, oleh sejumlah aktivis pencinta alam pada 19-20 September 2020.
Sumber :
  • Komunitas Gimbal Alas Indonesia

VIVA – Komunitas Gimbal Alas Indonesia memasang sebuah prasasti dua aktivis mahasiswa pada era 1960-an, Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, yang meninggal dunia di Gunung Semeru, Jawa Timur. Nama mereka kini diabadikan di satu prasasti yang dipasang pada puncak Mahameru di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Prasasti dipasang oleh 17 orang anggota komunitas Gimbal Alas Indonesia dan dua mahasiswa Universitas Indonesia pada 19-20 September 2020. Lokasi tepatnya di gerbang masuk para pendaki dari lereng bawah menuju area puncak Mahameru.

"Tanpa ada stigma apa pun terhadap Soe Hok Gie, kami menginisiasi untuk memasang prasasti Soe Hok Gie, untuk mengingat semangat yang begitu luar biasa yang diwariskan oleh Gie," kata Teguh Priejatmono, koordinator pemasangan prasasti itu, kepada wartawan, Kamis, 24 September 2020.

Baca: Jalur Pendakian Semeru Dibuka Lagi, Pembelian Tiket Cuma secara Online

Pemasangan prasasti Soe Hok Gie sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepadanya. Dia dianggap, sosok pahlawan pelestari sumber daya alam Indonesia. Gie adalah tokoh muda yang jiwa nasionalis, visioner, dan progresif di zamannya dan mencintai bangsa dan Indonesia.

"Soe Hok Gie dengan pemikirannya yang idealis adalah patriot bangsa yang peduli pada penderitaan rakyat. Gie adalah sosok idealis yang mencintai dan berjuang untuk kelestarian sumber daya alam Indonesia," ujar Teguh. 

Mereka menganggap Gie tokoh pendiri Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), yang menginsiprasi dan menjadi panutan bagi pegiat alam bebas dan pencinta alam di seluruh Indonesia. Gie pemicu berdirinya organisasi-organisasi mahasiswa pencinta alam terutama di kampus-kampus.

Keberadaan prasasti itu, kata Teguh, juga sebagai titik penanda tempat atau lokasi guna memberi pedoman bagi para pendaki jika mereka mendaki dan telah mencapai puncak tertinggi di tanah Jawa itu. Jika pendaki sudah mendapati prasasti Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, berarti sudah berada di gerbang puncak Mahameru 3.676 mdpl.

Prasasti itu juga sebagai titik balik, yang memberikan petunjuk arah bagi pendaki dari puncak untuk turun kembali pulang, sehingga mengurangi risiko tersesat. Manfaat lainnya sebagai bahan perenungan diri bagi para pendaki. Dengan melihat prasasti Gie dan Idhan, mereka akan sadar dan ingat pada kematian, sehingga bisa menjadikan lebih waspada, mawas diri, dan lebih berhati-hati.

"Prasasti ini dari stainless dan kita kasih frame serta rangka dipasang di batu, dan batunya ditanam supaya kuat dan tidak mudah rusak," kata Teguh.

Pendakian Gunung Semeru kembali dibuka oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru setelah setahun ditutup akibat kebakaran hutan dan pandemi COVID-19. Jalur pendakian kembali dibuka pada 1 Oktober 2020 dengan prosedur protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. (ren)