93 KK Pengungsi Syiah Sampang di Sidoarjo Beralih ke Aswaja

Warga Syiah Sampang (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Zumrotul Abidin

VIVA – Sebanyak 93 kepala keluarga (KK) asal Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, yang mengungsi di Rumah Susun Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, karena konflik keyakinan telah keluar dari ajaran Syiah. Mereka mengaku kini telah mengikuti ajaran Islam sebagaimana dianut kelompok Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Baca juga: Ormas Islam Sulawesi Selatan Tolak Perayaan Asyura Pengikut Syiah

Hal itu disampaikan tokoh pengungsi eks Syiah, Tajul Muluk, saat dihubungi wartawan pada Rabu, 23 September 2020. "Kami bukan lagi seperti sebelumnya, ada di komunitas Syiah. Dan anak-anak kami sudah kami bekali (dengan pengetahuan agama Islam ala Aswaja)," kata Tajul.

Tajul mengatakan, perubahan haluan dari Syiah ke Aswaja bukan karena desakan apa pun. Itu murni kesadaran diri sendiri dan jemaah. Ia mengaku sudah menyampaikan soal itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sampang, dan tokoh agama setempat. "Bukan karena tekanan atau alasan lainnya," tegasnya.

Kendati sudah keluar dari Syiah, Tajul dan kawan-kawan mengaku tak begitu memikirkan untuk kembali ke kampung halaman di Karanggayam, Omben, Sampang. Namun mereka bersyukur jika nanti bisa pulang dari pengungsian.

"Tapi kalau itu bukan prioritas kami, yang penting kami jelas bahwa kami bukan lagi seperti sebelumnya," ucapnya.

Ia mengatakan, jemaah eks Syiah hidup di pengungsian di Rusun Jemundo, Taman, Sidoarjo, sejak delapan tahun lalu. Semuanya kini berjumlah 349 jiwa, terdiri dari 83 KK. Jumlah itu bertambah dari awal mengungsi karena sebagian sudah ada yang menikah dan memiliki anak. "Ada juga yang menikah dengan warga lokal (Sidoarjo)," ucap Tajul.

Konflik Sunni-Syiah meletus di Karanggayam, Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur, pada 26 Agustus 2012 silam. Satu orang dari kelompok Syiah meninggal dalam kejadian itu. Pemerintah kemudian mengungsikan warga kelompok Syiah di Sidoarjo sampai sekarang. Setiap bulan, mereka menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jatim Rp700 ribu per orang.