Eep: Meme Hasil Survei Appi-Rahman di Pilkada Makassar Keliru

Survei Pilkada Makassar
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fattah memastikan lembaga survei politik yang dikelolanya tidak pernah mem-publish atau membuat meme hasil survei Pilkada Kota Makassar 2020 kepada publik. 

Dalam meme yang beredar di media sosial, terpampang hasil elektabilitas pasangan calon di Pilkada Kota Makassar yang dilakukan oleh PolMark Indonesia dengan mencantumkan foto profil Eep Saefulloh Fatah sebagai CEO-nya. Survei itu ditulis data Agustus 2020.

Ada empat bakal pasangan calon yang hasil elektabilitasnya di-expose, yakni Munafri Arifuddi-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) dengan hasil survei 31,7 persen, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) 26,8 persen, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (None-Zunnun) 3,4 persen.

Eep mengatakan meme hasil elektabilitas calon yang beredar itu memuat keterangan waktu yang salah. Meme itu menyebut "Data Agustus 2020" sebagai keterangan waktunya. 

"Jelas ini salah. Kami hanya punya data survei 23-31 Juli 2020. Pada bulan Agustus dan September kami belum melakukan survei lagi di Kota Makassar," kata Eep dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Rabu 16 September 2020.

"Bagi saya dan PolMark Indonesia, ini bukan soal teknis belaka. Kejujuran menyampaikan keterangan waktu survei adalah bagian dari etika publikasi survei yang sangat penting," imbuhnya.

Baca: Eep: Saya Tidak Dipecat, Tapi Mengundurkan Diri

Kemudian, meme itu memuat data hasil survei yang keliru. PolMark Indonesia, terang Eep, terikat pada etika dan komitmen yang termuat dalam kontrak kerja sama survei untuk tidak menyampaikan hasil survei kepada siapapun. 

Tetapi, saat ini sudah beredar luas laporan hasil survei yang diklaim sebagai laporan hasil survei PolMark Indonesia. Maka, dia merasa perlu untuk meluruskan kekeliruan dalam meme yang beredar itu.

Menurut Eep, angka elektabilitas yang tercantum di dalam meme, yaitu Appi-Rahman 31,7 persen, Danny-Fatma 26,8 persen, Ical-Fadli 14.4 persen dan Irman-Zunnun 3,4 persen, keliru. 

"Dalam data survei kami, angka-angka elektabilitas yang tercantum itu BUKAN angka elektabilitas pasangan. Itu adalah angka "elektabilitas tertutup" untuk kandidat orang per orang (Appi, Danny, Ical, Irman, dan lain-lain), BUKAN sebagai pasangan," ungkapnya.
 
Adapun laporan survei Pemilukada Kota Makassar, 23-31 Juli 2020, jumlah totalnya tidak persis seperti di meme itu karena elektabilitas para bakal kandidat lain dan jawaban 'tidak menjawab/tidak tahu' tidak ikut disertakan dalam meme tersebut.
 
Untuk pasangan bakal calon, dengan simulasi perkiraan empat pasangan calon -- yang ternyata kemudian menjadi kenyataan -- data elektabilitasnya berbeda. 

"Yang penting, saya tegaskan bahwa data hasil survei yang dimuat dalam meme itu memang keliru. Sekali lagi, kekeliruan ini bukan masalah teknis melainkan masalah etika publikasi hasil survei yang sangat penting. Apalagi
meme-nya memuat foto dan nama saya serta PolMark Indonesia," ujar Eep.

PolMark Indonesia, lanjut Eep, sepanjang hampir 11 tahun berdiri berusaha menjaga etika publikasi survei dengan sangat ketat. "Haram hukumnya menyampaikan hasil survei dengan mengubah keterangan waktu, hasil-hasil survei dan semua data/informasi apapun. Hasil survei wajib dilaporkan sebagaimana adanya," tegasnya.

Sebelumnya, Pengendali tim pasangan calon Wali Kota Makassar Munafri Ariefuddin-Rahman Bando yakni Erwin Aksa mem-blacklist lembaga survei Polmark Indonesia bentukan Eep Saefulloh Fatah. Masalahnya, lantaran sebagai CEO Polmark Indonesia, Eep membuat pernyataan mengingkari dan tidak mengakui hasil surveinya sendiri. 

"Insya Allah kita sudah melakukan pergantian pemain. Kami nyatakan bahwa Polkmark tak sesuai komitmen. Yang ngaco itu mereka. Kita heran saja," kata Erwin Aksa, Senin 14 September 2020. 

Sebelumnya, Eep membantah sebaran hasil survei Pilwalkot Makassar tahun 2020 yang membawa bendera Lembaga Survei Polmark Indonesia.

Dalam hasil survei tersebut, ada empat bakal pasangan calon yang elektabilitasnya di-expose, yakni Munafri Arifuddi-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman dengan hasil survei 31,7 persen, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) 26,8 persen, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (None-Zunnun) 3,4 persen. (ren)