Antisipasi Kekeringan, Kementan Bangun Embung di Kota Batu
VIVA – Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) turut mendukung pertanian di Kota Batu dengan membangun embung. Kegiatan ini diharapkan bisa menjaga produktivitas pertanian di Kota Batu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim.
“Perubahan iklim kerap mengganggu pertanian. Karena, perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim yang membuat pertanian kadang diserang kekeringan atau curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan banjir. Kondisi ini kita antisipasi dengan membangun embung untuk mengatur air yang dibutuhkan untuk lahan pertanian," tutur Mentan SYL, Selasa (15/9/2020).
Hal senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy.
Menurutnya, Kota Batu sebagai daerah pertanian yang terletak di dataran tinggi (700-1100 mdpl), memang membutuhkan embung untuk menyediakan air cadangan di musim kemarau akibat terjadinya perubahan iklim.
“Perubahan iklim merupakan ancaman serius terhadap sektor pertanian dan potensial mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi pangan dan sistem produksi pada umumnya. Dengan embung ini, kita memastikan pertanian di Kota Batu tidak terganggu,” katanya.
Sarwo Edhy menambahkan, pembangunan embung dengan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian ini, dilakukan secara swakelola oleh Kelompok Tani Sumber Rejeki di Dusun Sebrang Bendo, Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, melalui UPKK (Unit Pengelola Keuangan dan Kegiata.
Dana bantuan ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tugas Pembantuan (APBN-TP) dengan Program Bantuan Pemerintah (BAPEM) Tahun Anggaran (2020) melalui Dinas Pertanian Kota Batu.
Kegiatan Pembangunan Embung dikoordinir oleh Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Pembiayaan Dinas Pertanian Kota Batu, bersama Koordinator UPKK Kelompok Tani Sumber Rejeki, Tim Teknis.
Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono, berharap jika proyek ini telah selesai jangan sampai dibiarkan saja.
“Tetap harus dikelola, dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik mungkin, agar tetap berguna sampai dengan generasi penerus berikutnya,” katanya.
Sebelum adanya bantuan ini, petani hanya mengandalkan dari tadah hujan saja karena jika mengandalkan dari sumber gunung debit airnya sangat kecil, sarananya pun belum tersedia.
Dan jika kemarau mengalami kekeringan karena sulitnya mendapatkan air untuk irigasi, sehingga di Lahan Dusun Sebrang Bendo ini tiap lahan harus punya Embung untuk stok air.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya Ditjen PSP, yang telah mengalokasikan Dana Bantuan Pembangunan Embung dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tugas Pembantuan (APBN-TP) dengan Program Bantuan Pemerintah (BAPEM) Tahun Anggaran (2020) melalui Dinas Pertanian Kota Batu,” tutur Ismail, selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki.