Tiga Klaster COVID-19 yang Bikin Semua Kepala Daerah di Jatim Waswas
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Ada tiga klaster COVID-19 yang paling dikhawatirkan oleh seluruh kepala daerah di Jawa Timur, termasuk Gubernur Khofifah Indar Parawansa yakni, klaster pilkada, perkantoran, dan keluarga. Dia langsung memerintahkan seluruh kepala daerah di Jatim untuk memperhatikan tiga klaster itu.
Bahkan, Khofifah langsung mengumpulkan seluruh bupati dan wali kota hingga kapolres dan dandim se-Jatim untuk berkoordinasi dalam penanganan COVID-19 di tiga klaster yang paling diwaspadai ini. Rapat koordinasi penanggulangan COVID-19 ini dilakukan di Kota Batu, pada Jumat, 11 September 2020.
Jumlah pasien COVID-19 per Jumat malam sebanyak 37.455 jiwa dinyatakan positif, 29.562 jiwa sembuh, dan 2.717 orang meninggal dunia. Dalam rapat koordinasi ini, Khofifah ingin COVID-19 di Jatim segera terkendali agar perekonomian kembali pulih.
"Jadi ini adalah instruksi Presiden, jika tidak ditangani dengan baik ada kekhawatiran ada klaster pilkada, klaster perkantoran dan klaster keluarga. Untuk itu kita rapat koordinasi untuk bersama-sama dapat menanggulangi COVID-19 agar bisa terkendali dan perekonomian juga bisa kita gerakkan," kata Khofifah, di Kota Batu, Jumat, 11 September 2020.
Baca juga: Angka Kematian COVID-19 Kota Malang Lebih Tinggi dari Nasional
Sementara itu, Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Muhammad Fadil Imran, mengaku telah meminta kapolres se-Jatim untuk melakukan identifikasi tiga klaster ini. Dia menyebut, saat ini di wilayahnya ada delapan klaster penyebaran COVID-19 yang sudah diidentifikasi, yaitu klaster pesantren, pasar transmisi lokal, rumah sakit, seminar, mal, tempat ibadah, dan tempat kerja.
"Akhir-akhir ini ada tiga klaster yang cukup memprihatinkan yaitu klaster keluarga, perkantoran dan pilkada. Saya berharap kapolres bisa mengidentifikasi klaster yang bisa ada di daerahnya masing-masing,” ujar Fadil.
“Langkah kami dalam pencegahan, pertama optimalisasi kampung tangguh, implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2020, pembuatan regulasi, perkuat awareness, siapkan fasilitas kesehatan, serta berikan punishment dan reward," tutur Fadil. (art)