PSBB Total Tak Cocok di Bogor, Jam Malam Lebih Efektif Kata Bima Arya

Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad AR

VIVA – Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memastikan Pemerintah Kota Bogor belum pada sikap setuju atau tidak setuju terhadap pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang bakal dilakukan DKI Jakarta menyikapi tren peningkatan kasus COVID-19.

Menurut Bima, dinamika dan tantangan suatu daerah dalam penanganan COVID-19 tentunya berbeda dengan daerah lain. Sehingga pemberlakuan suatu kebijakan, seperti PSBB total di Jakarta juga belum tentu cocok diterapkan di Kota Bogor.

Baca: Menteri Jokowi Ramai-ramai Sindir Anies soal PSBB Total

Lebih lanjut, Bima mengatakan, dalam dua minggu ini pihaknya memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PDBMK) dan jam malam untuk menekan penyebaran COVID-19 di Kota Bogor. Politikus PAN itu mengklaim cara seperti itu efektif menekan jumlah zona merah COVID-19 di kotanya.

"Kita selama 2 minggu sudah melakukan pembatasan sosial skala mikro dan komunitas, memberlakukan jam malam, ini berhasil menurunkan status dari zona merah ke zona oranye tanpa PSBB total," kata Bima Arya, Jumat, 11 September 2020.

Bima menerangkan penekanan kebijakan PSBMK ini bukan semata pemberlakuan jam malam, sebagai shock terapi kepada warga agar membatasi kegiatannya hingga jam 6 malam, tapi lebih dari itu, PSBMK juga menekankan pada penguatan peran wilayah dan komunitas dalam menekan penyebaran COVID-19.

"Kalau jam malam ini kan tengah kota, mengurangi aktivitas di kota, tetapi di wilayahnya juga penting. Kita kan percepat di wilayah, RT/RW merah ini harus dikawal ketat, kelurahan, Babinsa, Babinkamtimbas, patroli pemantauan, kuncinya memang di situ saya kira. Jadi bukan soal jam malam, tetapi penguatan di wilayah," ujar Bima.

Kendati demikian, Bima tak ingin buru-buru mengklaim Kota Bogor sukses menekan wilayahnya dari zona merah ke zona oranye. Sebab, pandemi COVID-19 ini bersifat dinamis, sehingga sulit diprediksi apakah zona oranye COVID-19 ini akan beranjak ke hijau atau kembali ke zona merah. 

"Karena semua kota di Indonesia fluktuatif. Jadi saya tidak mau terburu-buru bilang sudah aman. Tidak mau terburu-buru Bogor berhasil. Ini masih panjang kita ini, masih maraton ini, jadi semuanya harus hati-hati, yang penting langkah-langkah kita terus jalan," ujar Bima. 

Sebelumnya, Bima mengatakan dengan pemberlakuan PSBMK dan jam malam di Kota Bogor, aktivitas warga berkurang seiring dengan turunnya angka positif. Meski sudah turun, kondisi ini akan terus dievaluasi sehingga warga tidak boleh lengah. 

Berdasarkan data Pemkot Bogor, persentase penurunan jumlah zona merah, yang ditandai peningkatan wilayah zona oranye di Kota Bogor dari 1,8 persen naik menjadi 2 persen (berdasarkan tracing 22 RW di Kota Bogor). 

"Berarti satu minggu yang kita lakukan ada hasilnya. Saya lihat satu jam malam efektif mengurangi warga untuk berkerumun, ya. Warga berhitung jadi kuncinya sekali lagi menahan diri untuk tidak berkerumun berkumpul itu," kata Bima Arya usai kegiatan Penandatangan MoU antara Pemkot Bogor dan BNN Lido terkait Pusat Isolasi COVID - 19, Senin, 7 September 2020.