Perdana, Kota Padang Panjang Gelar Sekolah Tatap Muka

Kota Padang Panjang Perdana Gelar Belajar Tatap Muka di Tengah COVID-19
Sumber :

VIVA – Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat memutuskan untuk kembali memberlakukan sistem belajar mengajar tatap muka, untuk pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kamis, 13 Agustus 2020. Ini kali pertama tatap muka dilakukan sejak pandemi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 menyerang Ranah Minang pada akhir Maret 2020 lalu. 

Saat ini, Kota Padang Panjang masih berada di zona kuning, dengan pergerakan data kasus COVID-19 sebanyak 34 terkonfirmasi positif. 32 kasus di antaranya sudah sembuh dan dua kasus masih dalam perawatan. Kebijakan belajar tatap muka tersebut, menyesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. 

“Hari ini, kita berlakukan belajar mengajar tatap muka untuk pelajar SMP. Sebelum ini, kita sudah siapkan teknis, termasuk juga protokol kesehatannya. Hari ini menjadi hari pertama bagi Padang Panjang membuka lagi sekolah tatap muka,” kata Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Kamis, 13 Agustus 2020.

Dia menambahkan, “Sudah 5 bulan lebih Padang Panjang menutup sekolah tatap muka untuk mencegah penularan COVID-19. Begitu tahun ajaran baru 2020-2021 dimulai, Padang Panjang masih menerapkan belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring),” kata Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Kamis, 13 Agustus 2020.

Baca juga: Kantor BMKG Pusat Ditutup karena 31 Karyawan Positif Corona

Menurut Fadly, kebijakan belajar mengajar tatap muka ini, sejalan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memperbolehkan daerah zona kuning dibuka lagi.

“Di Padang Panjang, ada 14 SMP sederajat. Dari 14 SMP tersebut, yang baru buka ada 12 yakni 6 SMP negeri dan 6 SMP swasta. Dua lagi masih dalam tahap persiapan untuk mematangkan konsep sekolah tatap muka langsung yang sesuai dengan standar protokol kesehatan,” ujarnya.

Fadly menjelaskan, pelajar yang mulai hari ini menjalankan proses belajar mengajar tatap muka, dibagi menjadi dua rombongan belajar. Dengan jumlah pelajar sebanyak 16 orang per rombongan belajar. 

“Kita bagi dua rombongan belajar, A dan B. Hari ini pertama masuk ini, yang datang ke sekolah adalah rombel (rombongan belajar) B dengan maksimal jumlah siswa di kelas hanya 16 orang. Sisanya rombongan belajar A belajar secara daring di rumah. Begitu selanjutnya,” katanya.

Pembagian secara shift itu dilakukan, untuk menghindari penyebaran COVID-19 jika terlalu banyak murid yang masuk. Durasi belajar pun tidak full seperti saat normal.

“Durasi belajar di sekolah sejak pukul 7.30-11.45 WIB. Siswa hanya diberi waktu istirahat selama 10 menit saat jeda pergantian mata pelajaran. Selama jam istirahat ini, siswa tetap duduk di bangku diawasi oleh guru. Keluar ruangan hanya untuk izin ke toilet,” kata Fadly.

Selain itu, menurut Fadly, pihaknya juga mengharuskan para siswa agar membawa bekal makanan dari rumah. Karena, selain kantin sekolah tidak dibuka, para pelajar juga dilarang jajan keluar kompleks sekolah.

"Kita membiasakan kepada para siswa untuk belajar di sekolah belum bisa normal seperti biasa. Kita masih dalam situasi pandemi. kita perketat protokol kesehatan. Termasuk, harus pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan bawa bekal sendiri,” ujarnya.