Yang Lain Anjlok akibat COVID-19, Jumlah Penelitian Malah Melonjak

Ilustrasi penelitian.
Sumber :
  • Pixabay/Herney

VIVA – Pandemi COVID-19 saat ini memengaruhi banyak sektor. Baik soal kesehatan hingga ekonomi yang anjlok.

Namun, saat hampir semua sektor menurun, justru jumlah penelitian yang dilakukan oleh para dosen di perguruan tinggi swasta maupun negeri, malah meningkat. 

Hak itu ditegaskan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Paristiyanti Nurwardani, pada acara MoU Signing Ceremony Ditjen Dikti Kemendikbud dan BPP Hipmi, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu 12 Agustus 2020.

"Jumlah 1.300 (riset), ini jarang terjadi saat kondisi normal," ujar Paristiyanti. 

Baca juga: Ditemui Nadiem, Rais Aam: NU Wajib Terus Menyertai Program Kemendikbud

Penelitian yang dilakukan, banyak terkait dengan COVID-19. Ia menyebutkan bahwa hasil penelitian itu di antaranya mengenai alat kesehatan terutama yang saat ini dibutuhkan. 

"Jadi yang paling banyak penelitian tentang alat kesehatan, jadi seperti ventilator, kemudian bersihkan alat-alat untuk kesehatan dengan ultra violet, begitu ya. Dulu kan cuci-cuci dengan berbagai macam sterilisasi yang agak repot lah. Sekarang sudah bisa menggunakan alat sterilisasi menggunakan sinar," jelasnya. 

Kemudian, alat cuci tangan seperti hand sanitizer yang saat ini banyak digunakan di tengah masyarakat di saat pandemi COVID-19. "Begitu juga hand sanitizer sudah kayak produk rumahan dan ini kita membangkitkan ekonomi saat COVID-19," katanya. 

Maka dari itu, menurut dia, perlu dilakukan kerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dalam mengelola hasil riset yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia tersebut. 

"Jadi, 1.300 (penelitian) menurut Hipmi mana sih yang potensial, mana yang menjadi fokus, mana yang marketable," katanya. 

Sekjen Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Bagas Adhadirgha, mengatakan, akan berkolaborasi dengan kampus dalam masalah riset tersebut. Upaya itu diharapkan bisa melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang inovatif. 

"Jadi, kita ciptakan pengusaha muda sejak pendidikan di kampus. Kita picu untuk jadi industrialis ke depan," ujarnya. (art)