Penyerang Acara Midodareni Dibekuk, Habib Novel: Terima Kasih Polisi
VIVA – Pihak Polres Kota Solo merilis beberapa orang yang melakukan penyerangan terhadap acara midodareni yang dilaksanakan Habib Umar Assegaf di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo. Saat ini lima pelaku sudah diamankan di Mapolresta. Adapun kelima terduga pelaku tersebut berinisial BD, MM, MS, ML, RM.
Terhadap penangkapan para pelaku penyerangan yang melukai sang habib tersebut, tokoh agama di Solo yang lainnya seperti Habib Novel Alaydrus mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian yang bekerja dengan cepat. Menurutnya, persoalan ini memang harus diserahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan, agar tidak melebar ke isu-isu lain.
"Terima kasih semua teman-teman polisi, yang bergerak dalam dakwah seperti Ansor yang beri dukungan ke polisi mengarahkan semuanya ke polisi, beberapa organisasi memberi dukungan ke polisi ini hal positif. Kita kembalikan pada semua tugasnya masing-masing dan terbiasa memberi info yang benar lewat jalur yang benar jangan masing-masing merasa 'tahu'," ujar Habib Novel dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Selasa, 11 Agustus 2020.
Baca juga: Polisi Tangkap 5 Penyerang Acara Doa Nikahan Anak Habib Umar di Solo
Menurutnya, memang semua pihak harus bisa memberikan dukungan ke polisi dan TNI dalam mengungkap persoalan ini. Agar segera mungkin menyelesaikan kasus intoleran seperti yang terjadi di Solo. Dia khawatir, kalau polisi dan TNI tidak diberi dukungan, persoalan akan melebar dan masyarakat akan bergerak sendiri-sendiri.
Jika sudah bergerak sendiri-sendiri, dia khawatir nantinya persoalan sebenarnya bisa melebar ke mana-mana. Menurutnya, perlu untuk masyarakat siapa pun, agar bisa lebih mempercayakan semua informasi dan aktivitas penangkapan, dilakukan oleh aparat keamanan. "Agar info itu satu arah yang benar sehingga tidak setiap orang yang bicara," katanya.
Walau tidak mengenal pribadi Habib Umar Assegaf yang menjadi korban, dia tetap meminta agar keluarga juga tidak berprasangka ke pihak-pihak yang lain. Tetapi persoalan ini tetap dijalankan oleh aparat kepolisian.
"Saya minta tolong ke keluarga agar tidak berpikir negatif ke siapapun agar mempercayakan urusan itu ke polisi," katanya.
kejadian berawal saat keluarga Habib Umar Asegaf sedang mengadakan acara Midodareni atau doa di malam sebelum akad nikah anaknya. Kemudian, datang sebanyak 100 orang dengan menggunakan tutup kepala dari kelompok laskar.
Mereka mempertanyakan kegiatan yang ada di sana sambil berteriak-teriak 'Allahu akbar, Bubarkan, Kafir'. Mereka curiga kalau kegiatan yang ada di sana adalah kegiatan keagamaan dengan Midodareni anaknya yang ditentang kelompok laskar.
Selang berjalannya waktu, ada sebagian keluarga sekitar tiga orang dengan mengendarai mobil dan sepeda motor ke luar rumah. Tiba-tiba kelompok itu langsung memukul dengan tangan kosong dan sebagian melempari dengan menggunakan batu.