Cerita di Balik Wasiat Gus Im Minta Dimakamkan di Pesantren Denanyar

Jenazah Hasyim Wahid disalatkan di rumah duka di Ciganjur, Jaksel
Sumber :
  • Twitter NU Online @nu_online

VIVA – Adik kandung Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Hasyim Wahid alias Gus Im, meninggal dunia pada Sabtu, 1 Agustus 2020, karena penyakit gagal ginjal. Gus Im akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Denanyar dipilih sesuai dengan wasiat Gus Im. Ia ingin dimakamkan di pesantren yang didirikan oleh kakeknya dari jalur ibu, Bisri Syansuri. 

Baca Juga: Jalan Senyap Gus Im Adik Gus Dur Besarkan Generasi Muda NU

Hal itu berbeda dengan abang Gus Im, Gus Dur dan Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, yang dikebumikan di kompleks Pesantren Tebu Ireng, satu lokasi dengan makam ayah dan kakek mereka, Hasyim Asy’ari dan Abdul Wahid Hasyim.

Pengasuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Abdussalam Shohib alias Gus Salam, mengatakan, sebelum meninggal Gus Im memang berwasiat agar dimakamkan di pemakaman keluarga di Pesantren Denanyar. 

Liang lahat almarhum disiapkan di samping makam sepupunya, Gus Wahid Aziz. “Gus Wahid ini anaknya Kiai Aziz Bisri, adiknya Nya Sholichah, ibunya Gus Im,” kata Gus Salam yang dihubungi VIVA pada Sabtu.

Pihak keluarga memaklumi keinginan Gus Im dimakamkan di Denanyar. Gus Salam menceritakan, ketika dilahirkan dari rahim ibundanya, Sholichah Munawaroh, Gus Im merupakan anak yatim. 

Ayahandanya, Abdul Wahid Hasyim, meninggal dunia dalam usia muda, 38 tahun, karena kecelakaan di Cimahi, Jawa Barat. 

“Ketika Kiai Wahid itu wafat, beliau (almarhum Gus Im) masih di kandungan,” ujar Gus Salam.

Nah, sosok bapak (bagi Gus Im) itu ada di Mbah Bisri (Bisri Syansuri, kakek almarhum dari jalur ibu). Beliau juga punya sahabat yang sejak dari kecil yang sampai sepuh itu begitu dekat dengan beliau," ujarnya.

Selain itu, almarhum juga dikenal dekat dengan sepupunya, Gus Wahid.

"Sepupunya juga, namanya Gus Wahid Aziz. Beliau (Gus Im) ngomong aku pengin cheddhek karo (dekat dengan) Gus Wahid,” cerita Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim itu.

Gus Salam mengatakan, setelah disemayamkan di Ciganjur, sekira pukul sebelas siang jenazah almarhum dibawa melalui jalur darat dan diperkirakan sampai di Denanyar, Jombang, pada pukul tujuh malam ini. 

“Mungkin proses pemakaman jam delapan atau sembilan malam. Sebelum itu disalatkan dulu di dalem kasepuhan, kemudian disalatkan di masjid sama santri, baru pemakaman,” katanya.