Jumlah Sampel Spesimen COVID-19 di DIY Alami Penumpukan
- vstory
VIVA - Lima laboratorium tempat uji sampel spesimen COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami overload. Kondisi ini membuat sejumlah sampel yang akan dikirim mendapatkan penolakan dari laboratorium.
Penolakan memasukkan sampel spesimen ke laboratorium ini sempat dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman pada akhir pekan lalu. Karena masih menumpuknya sampel spesimen yang harus diuji, kiriman sampel dari Sleman pun ditolak.
Baca juga: Tiga Fakultas di USU Terpapar COVID-19
Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan jika pihaknya sempat mengalami kebingungan karena mendapatkan penolakan dari lima laboratorium saat akan memasukkan sampel.
"Semua lab menolak permintaan pemeriksaan uji PCR. Karena banyak sampel dari RS dan dinas kesehatan yang juga sama-sama melakukan permintaan pemeriksaan swab," kata Joko, Senin 27 Juli 2020.
Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, Irene mengatakan ada 1000 sampel spesimen yang saat ini belum keluar hasilnya.
"Yang belum keluar hasilnya 1000 (sampel). Belum termasuk yang datang siang ini," kata Irene.
Guna mengatasi permasalahan tumpukan spesimen yang belum digarap, Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih, menyebut akan ada penambahan jumlah tenaga ahli laboratorium.
Penambahan jumlah tenaga laboratorium ini akan dilakukan dalam waktu dekat. Adanya penambahan jumlah tenaga ini diharapkan bisa mengoptimalkan pengujian sampel di laboratorium.
Berty menambahkan selain itu Pemda DIY akan mengatur ulang jadwal tes swab yang dilakukan oleh wilayah Kabupaten dan Kotamadya di DIY.
"Solusi yang direncanakan gugus tugas adalah rekrut tenaga analis untuk bantu operasional lab. Selain itu kita akan evaluasi kembali jadwal pengambilan swab massal yang dilakukan oleh masing-masing kabupaten dan kota," urai Berty.
Ada lima laboratorium yang dipakai sebagai tempat uji sampel virus Corona di DIY. Lima laboratorium itu adalah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta; Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM); RSUP Dr Sardjito; Balai Besar Veteriner (BB Vet) Wates, Kulon Progo; dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito.