COVID-19 Makin Tinggi, Bamsoet: Pemda Jangan Paksakan Pola Hidup Baru
- Bamsoet
VIVA – Kasus positif COVID-19 di Tanah Air masih terus tinggi. Pada 26 Juli 2020, tercatat 1.492 kasus positif baru, membuat angka positif di Indonesia hampir menembus 100 ribu yakni 98.778 kasus. Walau tingkat kesembuhan juga mencapai 1.301 kasus.
Setidaknya dua wilayah yang masih tinggi, adalah Jawa Timur dan juga DKI Jakarta. Selain itu, ada Jawa Tengah, yang tingkat penyebarannya masih sangat tinggi.
Terkait hal ini, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak perlu memaksakan penerapan pola kehidupan baru atau new normal. Apalagi pola hidup baru ini tidak diikuti dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Kalau pelanggaran protokol kesehatan masih marak sebagaimana terlihat pada sejumlah kota di Pulau Jawa, itu berarti pemerintah daerah masih gagal. Sehingga, sebagian masyarakatnya belum berkesadaran penuh akan pentingnya mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan," ujar Bambang Soesatyo, dalam keterangan persnya, Senin 27 Juli 2020.
Baca juga: Ketua KPU Klaim Negatif COVID-19 meski Seorang Pegawainya Terjangkit
Ketidakpatuhan masyarakat dalam penerapan pola hidup baru ini, adalah dengan melanggar penggunaan protokol kesehatan seperti masker. Dua daerah yang cenderung tinggi pelanggarannya adalah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Bahkan, kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, penularan COVID-19 tidak terlepas dari keengganan sebagian masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu, di DKI Jakarta, tercatat 27 ribu lebih kasus pelanggaran, di mana masyarakat tidak menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah.
"Ini menjadi penanda bahwa Jakarta, Jawa Timur dan beberapa kota lainnya memang belum siap menerapkan pola hidup baru. Karena itu jangan dipaksakan karena risikonya cukup besar," kata mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu.
Jika ketidakpatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan ini terus terjadi, menurut dia, tidak heran lonjakan COVID-19 akan semakin tinggi. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu mengatakan, beberapa negara pun mengalami hal serupa.
Pelonggaran yang dilakukan terhadap aktivitas masyarakat, justru membuat tingkat penularan kembali tinggi. Ia menyebut seperti Prancis, Jerman, Austria, dan Inggris, yang kembali memperketat.
"Dampak pandemi COVID-19 di Amerika Serikat dan Brasil bahkan lebih parah lagi. Pekan lalu, Amerika Serikat sudah mencatatkan 4 juta lebih kasus dengan total kematian 144.167,” tuturnya.
Sementara itu, Brasil sudah mencatat kasus 2,2 juta dengan total kematian 82.771. “Karenanya, saya meminta pemda untuk mendorong semua elemen masyarakat di daerah agar patuh dan melaksanakan protokol kesehatan jika ingin menerapkan pola hidup baru," ujar Bamsoet. (art)