Kota Malang Siapkan Lahan Kuburan Khusus COVID-19 di Bawah SUTET
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Pemerintah Kota Malang menyiapkan tempat permakaman khusus jenazah pasien COVID-19 untuk mempercepat petugas dalam proses pemakaman. Ada dua tempat yang disiapkan sejauh ini.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, alasan permakaman jenazah COVID-19 dipusatkan pada satu tempat karena keadaan darurat. Sebab, ketersediaan lahan makam milik Pemkot Malang sudah penuh dan bahkan melebihi jumlah kapasitas.
"Sementara kita pakai di Muharto (TPU Khutobedah) itu. Di sana ada makam yang dulu kita siapkan untuk Mr X (jenazah tanpa identitas). Itu kapasitasnya antara 100 sampai 150 jenazah," kata Sutiaji, Sabtu, 25 Juli 2020.
Baca: Viral Dokter Gigi di Malang Tampil Modis dengan Hazmat Fashionable
Di TPU Khutobedah, pemerintah memang menyediakan permakaman khusus bagi jenazah tanpa identitas. Di tempat inilah sisa lahan yang ada akan digunakan untuk jenazah pasien COVID-19. Luas lahan yang disiapkan mencapai 3 ribu meter persegi.
Selama ini, kendala dalam pemakaman jenazah pasien COVID-19 adalah minimnya tenaga pemakaman hingga medan TPU yang curam. Maka pemerintah menyiapkan lahan permakaman khusus. Semua jenazah COVID-19 akan di pusatkan di TPU khusus.
"Bukan karena ada penolakan dari warga. Ini untuk mempermudah saudara-saudara yang memakamkan jenazah. Apalagi pemakamannya bisa sampai malam. Kami harapkan bisa tersentral di sana, dan keluarga bisa memaklumi," ujar Sutiaji.
Pemerintah juga menyiapkan TPU alternatif khusus pasien COVID-19 di TPU Kedungkandang. Di TPU ini pemerintah memiliki beberapa lahan yang berada di bawah fasilitas saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Lahan-lahan kosong inilah yang akan dimaksimalkan untuk tempat permakaman. “Kan tidak bisa dibangun apa-apa. Itu nanti kita akan buat makam," ujarnya.
Jumlah kasus baru infeksi virus corona di Kota Malang, Jawa Timur, melonjak tajam hanya dalam tiga hari terakhir. Sebanyak 109 warga terkonfirmasi positif COVID-19 selama 24-26 Juli 2020 sehingga dicatat sebagai rekor terburuk sejak pandemi di daerah itu.
Sesuai data Satgas COVID-19 Kota Malang, pada 24 Juli, tercatat 48 pasien yang dinyatakan positif. Pada 25 Juli, sebanyak 31 pasien dinyatakan positif. Kemudian pada 26 Juli, 30 pasien juga dinyatakan positif. Total dalam tiga hari terakhir 109 orang positif COVID-19.
Kepala Bagian Humas Pemkot Malang, Nur Widianto, mengatakan tambahan 30 pasien positif COVID-19 pada 26 Juli membuat kasus di Kota Malang mencapai 553 jiwa. Untuk 30 orang pada hari ini berasal dari berbagai status.