Jokowi Tes Swab Setelah Wakil Wali Kota Solo Positif COVID-19

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Presiden Joko Widodo menjalani tes usap rutin (swab test) Covid-19, Jumat (24/07) untuk memastikan status kesehatannya, kata Kepala Sekretariat Presiden.

Hal itu disampaikan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dalam wawancara dengan wartawan di komplek Istana, Jakarta, Jumat (24/07).

Secara terpisah, saat ditanya wartawan BBC News Indonesia, Callistasia Wijaya tentang apakah Presiden akan menjalani swab test terkait Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang positif terpapar virus corona, Heru, dalam pesan tertulis, mengatakan:

"Memang jadwal bapak presiden hari ini secara rutin tes kesehatan. Di hari Jumat ini jadwal check up rutin kesehatan termasuk swab."

Heru menambahkan pihak Istana selalu menerapkan protokol kesehatan saat menerima tamu.

Ia mengatakan, setiap tamu yang akan bertemu presiden diharuskan menjalani rapid test, mengenakan masker, dan menjaga jarak.

"Lay out (pengaturan) kursi kami renggang kan setiap dua meter. Ruangan bapak presiden selalu kami sterilasi sebelum digunakan maupun setelahnya," ujar Heru.

"Tentunya ruangan yang ada hanya boleh diisi 50 persen," ujar Heru.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana pada Kamis, 16 Juli 2020.

Sejumlah media melaporkan, Purnomo mendapatkan hasil tes Covid-19 pada Kamis, 23 Juli 2020, yang menyimpulkan dia positif terinfeksi Covid-19.

Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan Istana, Jumat (24/07), Heru mengatakan belum mengetahui di mana Wakil Kota Solo tertular virus corona.

"Ya itu urusan beliau ya tertularnya di mana... kan belum tentu ya, tetapi kami menjaga bapak presiden selalu."

Terkait rapid test, sebelumnya sejumlah epidemiolog mengatakan tes itu kurang efektif dalam membatasi penyebaran Covid-19.

Ahmad Utomo, pakar biologi molekuler dari Stem Cell and Cancer Institute, mengkritik pengandalan metode tes cepat itu yang ia nilai kurang efektif dalam membatasi penyebaran Covid-19.

Utomo menjelaskan bahwa tes itu merupakan metode yang sangat sederhana sehingga dapat menghasilkan "negatif palsu". Ia menjelaskan bahwa kelemahan terletak pada masalah waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi antibodi.

"Rapid test ini sebetulnya hanya bisa mendeteksi antibodi. Cuma, antibodi ini munculnya kan terlambat, sementara virusnya sudah masuk duluan. Jadi kita kalau misalnya mau screening, menggunakan rapid test yang murah ini, itu ya sudah terlambat sebetulnya," kata Utomo.

`Diklaim sudah maksimal`

Heru menjelaskan lebih lanjut bahwa perangkat istana rutin menjalani rapid test.

"Saya dengan pak deputi dan perangkat, tentunya dengan Mensesneg, yang selalu setiap hari bertemu bapak presiden, kami selalu rapid setiap hari. "... yang dekat dengan bapak presiden, yang melayani, yang memasak, dan lain-lain itu, dua bulan baru berganti. Setiap pergantian kami lakukan swab, termasuk dengan paspampres kami lakukan swab," ujarnya.

Ketika ditanya apakah ke depannya istana akan memperketat protokol kesehatan, Heru mengatakan mereka telah menerapkannya secara maksimal. "Saya rasa sudah ketat, sudah maksimum, dan tentunya kami berdoa semoga semuanya tidak tertular dan untuk pak wakil walikota Solo, kami berdoa semoga semuanya tetap sehat dan bisa melalui ini dengan baik," ujarnya,

Sejauh ini, pihak istana juga belum mempertimbangkan untuk mengurangi kegiatan tatap muka.

"Mungkin tidak mengurangi intensitas kerja beliau, tetapi mungkin jumlah orang yang akan kami kurangi. walaupun sekarang sudah, contohnya setiap bertemu dengan warga.

"Tadi sore misalnya jam tiga di Bogor ada [pertemuan dengan] 30 (orang), mungkin akan kami pikirkan kami kurangkan jadi 20, dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi," kata Heru.