Pemerintah 'Pede' Ekonomi Indonesia Bisa Salip Jerman-Inggris di 2024
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Pemerintah meyakini ekonomi Indonesia akan terus membaik dan melejit. Bahkan bisa menyalip posisi Inggris dan Jerman pada tahun 2024 mendatang. Indonesia diperkirakan masuk ke jajaran lima negara dengan perekonomian terbesar dunia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan berdasarkan data Bank Dunia dan IMF, pada 2024 Indonesia diprediksi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia.
"Kerja keras penanganan COVID-19 2020 akan sangat menentukan pemulihan di tahun-tahun berikutnya. Secara umum, pada tahun 2024 akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia," kata Febrio melalui keterangan tertulis dikutip Kamis, 23 Juli 2020.
Baca juga: Investasi Dalam Negeri Seret, Bank Diminta Cepat Cairkan Kredit
Dengan adanya pergeseran ekonomi dunia pada tahun itu, dia melanjutkan, negara-negara kawasan Asia akan semakin mendominasi posisi lima teratas perekonomian terbesar dunia. Menggeser posisi beberapa negara Eropa.
"Setelah Tiongkok dan Jepang yang saat ini sudah berada di posisi lima besar, Indonesia dan India diprediksi akan menggantikan posisi Inggris dan Jerman. Selain basis 2020 yang penting, salah satu alasan di balik pergeseran dominasi ekonomi ini adalah pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia," jelasnya.
Sisi demografi, menurut Febrio, akan berkontribusi positif pada pergeseran dominasi Asia. Mengutip World Economic Forum, dia mengatakan, ekonomi China diprediksi terus melandai pertumbuhannya seiring populasi penduduknya yang menua.
Sementara itu, lanjutnya, Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru menjadi juara perekonomian Asia dengan motor pertumbuhan berupa meningkatnya angkatan kerja karena penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif.
"Perkiraan susunan ekonomi terbesar di dunia tersebut menggunakan perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan, termasuk tahun 2020 serta proses pemulihan ekonomi di tahun-tahun berikutnya," ungkap Febrio.
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia dan IMF, beberapa negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar pada 2020 diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif. Seperti Amerika -6,1 persen, Jepang -6,1 persen, Jerman -7,8 persen, dan Brasil -8,0 persen.
Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia pada tahun itu juga sangat rendah. Bahkan tiga negara diperkirakan tumbuh negatif yaitu Malaysia -3,1 persen, Thailand -5,0 persen dan Filipina -1,9 persen. Sedangkan Indonesia dan Tiongkok masing-masing 0,0 persen dan 1,0 persen.
"Prediksi ini perlu kita syukuri dan perlakukan sebagai motivasi bagi Indonesia. Pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 serta pemulihan ekonomi nasional," tuturnya. (ase)