Prosesi Pemakaman Sapardi di Pusara TPU Giritama Bogor

Proses Pemakaman sastrawan Sapardi Djoko Damono Pusara TPU Giritama Bogor
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Jenazah sastrawan Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono tiba di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, untuk dikebumikan Minggu sore 19 Juli 2020. Penulis puisi Hujan Bulan Juni itu dimakamkan usai kumandang adzan ashar sore tadi.

Wajah haru keluarga mengiringi keranda almarhum menuju liang pusara. Tampak foto almarhum mengenakan kemeja putih dipegang anak bungsunya, Bawuk. Pemakaman dihadiri keluarga, tetangga, ustaz hingga wartawan.

Dalam prosesi pemakaman, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, memberi penghormatan terakhir. Andrianus membacakan rekam jejak pendidikan hingga organisasi Eyang Sapardi. 

"Yang berduka ibu Sonya mbak Ani, dan keluarga besar Prof.dr Sapardi Djoko Damono. innalillahi wainailaihi rajiun, telah meninggal dunia Prof.dr Sapardi Djoko Damono guru besar dan dekan Fakulas Ilmu Pengetahuan Budaya tahun 1995 sampai 1999 pada hari Minggu 19 Juli 2020 pukul 09.17 tadi," katanya. 

Baca juga: Bergelar Guru Besar, Sapardi Djoko Damono Dikenal Sosok Bersahaja

Andrianus menuturkan, almarhum sastrawan tanah air itu mengenyam pendidikannya  di jurusan sastra Barat Universitas Gajah Mada. Meneruskan magister, Sapardi meneruskan studinya di Universitas Hawaii Honolulu, dan mendapatkan doktor di Fakultas Pengetahuan Budaya  Universitas Indonesia yang pada saat itu masih bernama Fakultas Sastra. 

Sebelum mengajar di FIB UI, katanya, Sapardi pernah mengajar di IKIP Malang, cabang Madiun dari tahun 1964 sampai 1968. Kemudian pada Fakultas Satra Budaya Undip, pada tahun 1968 sampai 1973. Pertama diangkat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1974 kemudian menjadi dekan pada tahun 1995 sampai 1999. 

"Beliau dikukuhkan menjadi guru besar FIB UI pada tahun 1995. Beliau telah membimbing sangat banyak (mahasiswa), pada waktu itu masih calon sarjana, magister, dan doktor. Dan mereka sekarang sudah menjadi sarjana, magister dan doktor," tutur Andrianus.

Selama mengajar di FIB UI beliau pernah menjabat berbagai jabatan di antara lain, direktur pelaksana yayasan Indonesia Jakarta, 1973 sampai 1980, sekretaris yayasan  HB Jassin, menjadi anggota dewan kesenian jakarta, dan anggota dewan pertimbangan perbukuan.