Pasien Sembuh Jatim Tertinggi Nasional Dalam 10 Hari Terakhir

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Bakorwil III Malang
Sumber :

VIVA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan wilayahnya menjadi daerah dengan kesembuhan tertinggi secara nasional selama 10 hari berturut-turut. Menurutnya, capaian ini berkat kerja keras Gugus Tugas penanganan COVID-19 di semua daerah di Jawa Timur.

"Kerja keras mereka (Gugus Tugas COVID-19). Hari ini salah satunya kita bisa melihat adalah 10 hari berturut-turut angka kesembuhan kita tertinggi di antara semua provinsi di seluruh Indonesia," kata Khofifah di Bakorwil III Malang, Sabtu, 18 Juli 2020.

Baca juga: Kasus Corona Nasional 18 Juli: Bertambah 1.752, Total Positif 84.882

Bahkan, pada sabtu ini, Jatim mencatatkan angka kesembuhan tertinggi selama pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 lalu. Total sesuai laporan Gugus Tugas COVID-19 ada 555 pasien yang dinyatakan sembuh.

"Sesuai dengan yang diumumkan Gugus Tugas kita, hari ini yang sembuh di Jawa Timur ada 555 orang. Dan selama pandemi COVID-19 mulai maret, ini adalah kesembuhan tertinggi pasien C0VID-19 di Jawa Timur," ujar Khofifah.

Khofifah menuturkan, data dari Gugus Tugas Jatim saat ini jumlah pasien COVID-19 yang sembuh sudah mencapai 8.868 orang atau 49,17 persen. Pasien dirawat sebanyak 7.816 orang atau 43,34 persen, kemudian pasien konfirmasi meninggal dunia sebanyak 1.349 orang atau 7,48 persen. Total kumulatif sebanyak 18.033 orang dengan jumlah suspek sebanyak 7.591 orang.

"Mudah-mudahan, makin hari kita bisa meningkatkan angka kesembuhan, makin hari bisa mengendalikan konfirmasi positif, dan makin hari kita bisa menurunkan angka kematian. Semua, sedang bekerja keras, dari aparat, prajurit TNI, Polri semuanya, bekerja keras," tutur Khofifah.

Selain itu, untuk mempercepat proses penanganan Pemprov Jatim juga memperbanyak jumlah rumah sakit rujukam dari 99 rumah sakit menjadi 127 rumah sakit. Khofifah berharap dengan bertambahnya rumah sakit rujukan, semakin memperbanyak opsi pelayanan.

"Ini akan memungkinkan terjadinya relaksasi dari beban rumah sakit ketika masih menerima pasien di IGD, UGD, sekarang sudah lebih banyak rumah sakit yang menjadi rujukan sehingga opsi untuk memberikan layanan bisa makin banyak," ujar mantan Menteri Sosial RI itu.