Sudah 1.053 Pedagang Pasar Positif Virus Corona

Petugas pengelola pasar berkampanye pencegahan COVID-19 dengan membawa poster berisi pesan di Pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (11/6/2020). (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat, ada 1.053 pedagang pasar yang positif virus corona. Mereka tersebar di 190 pasar yang berlokasi di 80 Kabupaten/Kota dan 26 provinsi. 

"Ada yang unik pada data terbaru, kami mendapatkan penambahan kasus yang cukup tinggi dalam 1 minggu terakhir," kata Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, di Jakarta, Selasa 14 Juli 2020.

Baca juga: 41 Pedagang Positif COVID-19, Pasar Cempaka Putih Ditutup

Ia melihat penambahan itu di wilayah-wilayah yang pemerintah daerahnya masif dalam melakukan rapid test dan swab test yang ada di pasar tradisional. Ada beberapa provinsi baru yang masuknya jumlah kasus cukup tinggi yaitu Papua, DKI Jakarta juga masih menjadi provinsi tertinggi di susul Jawa Timur. 

Dari data tersebut IKAPPI meminta kepada semua pihak khususnya Pemda dan pengelola untuk lebih aktif melakukan edukasi tentang bahaya COVID 19. 

"Dan melakukan penguatan koordinasi dalam rangka menjalankan protokol kesehatan di pasar tradisional," kata Reynaldi.

Pada kurun waktu bulan Juni 2020, ia melihat bahwa ritme peningkatan teridentifikasi lebih tinggi di banding bulan bulan sebelumnya, padahal protokol kesehatan terus digalakkan di pasar pasar. 

"Maka kami minta agar ada penguatan edukasi dan bahaya COVID-19, memperkuat keterlibatan serta peran pedagang dalam proses protokol kesehatan," ujarnya.

Menurut Reynaldi, ketidakpercayaan publik terhadap bahaya COVID-19 menjadi faktor utama peningkatan COVID-19 di pasar. Disinformasi yang berkembang di bawah khususnya pedagang pasar dan  pengunjung.

Untuk itu, IKAPPI mendorong agar penguatan terhadap protokol kesehatan di pasar dan edukasi yang harus dilakukan secara bersama-sama kepada pedagang menjadi hal utama untuk dilakukan.

“Hal kedua, mendorong keterlibatan pedagang dalam proses kebijakan yang di ambil atau protokol kesehatan yang dilakukan di pasar,” ungkap Reynaldi

IKAPPI juga mendorong seluruh pasar tradisional di Indonesia menggunakan sekat plastik untuk menghindari komunikasi langsung antar pedagang dan pembeli. "Ini yang paling efektif di banding kebijakan ganjil genap atau kebijakan pembatasan jam operasional. Karena justru pembatasan jam operasional dapat meningkatkan penyebaran karena akan ada penumpukan di jam-jam tersebut," ujarnya.

IKAPPI, lanjut Reynaldi, berupaya dan terus mendorong agar penyebaran COVID-19 di pasar segera berhenti, melalui kerjasama dengan semua pihak Pemda dan Pemprov termasuk juga membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dalam rangka menerapkan kebijakan nasional yang sesuai dengan pedagang.

"Kami juga mendorong sosialisasi kepada anggota kami, jika pasar tradisional sehat ekonomi juga akan tumbuh dan pulih kembali," katanya.