Bupati Bogor Anggap Hajatan yang Dihadiri Rhoma Sama dengan Show

Bupati Bogor Ade Yasin saat menerima rapat kordinasi bersama Kepala Polda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan Pangdam Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto Senin, 29 Juni 2020.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad AR

VIVA – Bupati Bogor Ade Yasin menepis pengakuan warga penyelenggara hajatan khitanan anak mereka yang mengundang penyanyi dangdut papan atas sebagai tamu. Kenyataannya, menurutnya, tamu-tamu khusus itu tampil bernyanyi sehingga mengundang makin banyak orang.

Aparat pemerintah Kabupaten Bogor, kata Yasin, sebelumnya menerima kabar bahwa pemangku hajat membatalkan rencana pertunjukan Rhoma Irama dan sejumlah artis dangdut lainnya karena wilayah itu masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pengendalian wabah virus corona. Namun, pada hari itu, Minggu, 28 Juni 2020, sejumlah artis dangdut, termasuk Rhoma Irama dan Rita Sugiarto, hadir dan bahkan bernyanyi di atas panggung.

"Kan itu magnetnya itu kita tahulah cukup kuat orang itu. Siapa sih seperti orang Bogor barat yang tidak fans, ya," kata Yasin saat menerima rapat kordinasi bersama Kepala Polda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan Pangdam Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto pada Senin, 29 Juni 2020.

"Jadi, ketika tampil, apalagi menyanyikan lebih dari satu lagu, itu namanya show. Apalagi ada Rita Sugiarto, ada penyanyi yang lain. Itu sama saja dengan show. Ya, kami kecewa dengan tidak komitmennya baik dari penyelenggara maupun pengisi acara," katanya.

Baca: Tampil di Bogor Meski Pandemi Covid-19, Rhoma Irama Beri Penjelasan

Dalam video yang beredar, diketahui banyak petugas Kepolisian maupun TNI. Ade menjelaskan, keberadaan aparat di sana untuk mengawal komitmen penyelenggara agar tidak menggelar pementasan artis. Maka sedikitnya personil aparat hanya membuat laporan dan tidak mengambil tindakan represif.

"Kami juga tidak mengerahkan [banyak personel keamanan] karena kami yakin dan percaya bahwa itu tidak akan terjadi sehingga kami tidak mengerahkan pasukan secara besar. Tapi yang datang mungkin dari Babinsa atau Polsek. Kan kalau tidak ada perintah dari kita juga sulit, ya."

Kita tidak juga memantau secara langsung. Ya, jadi mungkin ini hanya sedikit orang (petugas), tidak mungkin juga melakukan tindakan represif. Jadi, mereka laporan kepada kami dan kami berusaha menghentikan itu," ujarnya.