Setelah Dipanggil Polisi, Seniman Surabaya Akhirnya Akui Corona Ada
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Seorang seniman Jawa Timur bernama Taufik Hidayat alias Taufik Monyong berurusan dengan aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur setelah video dirinya menyebut Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 hanyalah konspirasi fitnah dan diada-adakan tersebar di media sosial.
Ketika ditanya ulang, ia menyampaikan hal berkebalikan dan mengatakan bahwa virus corona memang ada.
"Corona ada, siapa bilang enggak ada," kata Taufik kepada wartawan di Markas Polda Jatim di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 11 Juni 2020.
Taufik dipanggil penyelidik Subdirektorat Siber pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim untuk diklarifikasi soal videonya itu. Sebelum diklarifikasi, ia diberikan kesempatan untuk menyampaikan alasan pendapat yang ia sampaikan dan divideokan itu.
"Yang pertama, saya mohon maaf karena mungkin apa yang sudah saya sampaikan membuat kegaduhan," ujarnya.
Taufik menjelaskan, kegaduhan timbul mungkin karena masyarakat tidak memahami isi atau nilai dari pesan yang sampaikan dalam video.
"Nilai ini sebenarnya kalau dibaca secara datar mungkin pemaknaan lebih dramatik, lebih dalam. Jadi, saya coba menyampaikan bahwa hikmah dari corona ini sebenarnya banyak masyarakat kita," tandasnya.
Ia menambahkan, video sengaja dibuat pada tanggal 6 Juni 2020, karena itu bertepatan dengan lahirnya Presiden RI Pertama, Soekarno.
"Sebenarnya saya ingin (bikin video yang viral itu) pada tanggal 1 Juni, lahirnya Pancasila, dan 6 Juni lahirnya Soekarno. Maka tanggal itu pun, (tanggal) 6, kami berada di Gang Setan Jalan Tunjungan, saya menyampaikan bahwa marilah kita kembali ke Pancasila," ucapnya.
Lanjut Taufik, "Percayalah kepada Ketuhanan Yang Maha Esa bahwa kita yang bisa menyelamatkan kita adalah Tuhan. Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah diri kita sendiri yang paham betul dan percaya kepada Tuhan. Jangan kita mengaburkan nilai ketuhanan itu sendiri. Agar bangsa kita itu menjadi bangsa yang adil, manusia yang adil dan beradab, bukan manusia yang tidak adil dan biadab," katanya.
Karena jika tidak adil dan biadab, Taufik berpendapat, akan menimbulkan fitnah-fitnah. "Ada orang belum mati (tapi) dipastikan karena corona maka orang membuat terisolasi kampung dan warganya. Sehingga Sila Ketiga terjadi, perpecahan antarmasyarakat sehingga persatuan Indonesia tidak ada. Saya gambarkan begitu di gang-gang kampung itu untuk akses kami ke sana tertutup sehingga sopir Gojek masuk ke sana harus bayar stiker tiga ribu. Bayangkan kalau seumpama 20 gang, jadi sopir Gojek itu harus menghabiskan 60 ribu," ujarnya.
Apapun alasannya, aparat Polda Jatim tetap memproses Taufik yang videonya terkait corona kadung dikonsumsi masyarakat dan menjadi kehebohan. "Langkah yang sudah kita lakukan, sudah melakukan proses konfirmasi dan pemeriksaan awal kepada Saudara Taufik Hidayat alias Taufik Monyong. Nantinya akan dilakukan upaya yang memberikan kepastian hukum maupun konten yang disampaikan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.