Tagihan Listrik Rp20 Juta Viral, Pemilik Bengkel Las Tetap Akan Bayar
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Teguh Wuryanto, pemilik bengkel las, memilih menyerah dengan keadaan dan akan membayar tagihan listrik pada Mei sebesar Rp20 juta kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Meski tagihan bulan Mei 10 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya, tidak ada pilihan bagi warga Bedali, Lawang, Malang, Jawa Timur ini selain menyerah pada keadaan.
"Banyak sekali penyebab yang menjadi pertimbangan saya yang pada akhirnya mengikuti pihak PLN untuk mencicil tagihan saya yang membengkak sedemikian besar sampai Rp20 juta," kata Teguh, Kamis, 11 Juni 2020.
Teguh mengungkapkan, usaha bengkel las yang dia miliki merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di mana listrik menjadi kebutuhan dasar. Apalagi bila dibandingkan dengan membeli genset sebagai pengganti listrik, biayanya dianggap lebih mahal ketimbang tagihan Rp20 juta yang harus dibayar ke PLN.
"Listrik adalah bahan baku saya, hanya PLN yang menyediakan listrik nasional, jika saya membeli genset, dengan kapasitas diatas 23 KVA yang bekas saja harganya Rp40 juta. Lebih mahal dari tagihan PLN saya dan beli genset tidak bisa mencicil. Belum lagi masalah bahan bakar dan perawatannya," ujar Teguh.
Awalnya, Teguh mengadu tagihan listrik yang dia bayar meningkat 10 kali lipat. Selain bertanya langsung ke PT PLN (Persero) UP3 Malang. Dia juga mem-posting di media sosial hingga dibanjiri ragam komentar oleh netizen. Dia memilih berdamai dengan keadaan karena telah ditunggu tumpukan pekerjaan yang telah mengantre.
"Itu adalah solusi yang paling sederhana dan singkat, sehingga saya cepat bisa bekerja lagi secara normal. Karena saya saat ini membutuhkan uang, tanggungan pekerjaan tiap hari semakin menumpuk karena tidak dikerjakan secara maksimal akhir-akhir ini," ujar Teguh.
Semula, Teguh ingin meneruskan keluhannya ke PLN Pusat di Jakarta. Namun, dia menyadari konsekuensi dari itu semua adalah dia harus disibukkan dengan sengketa pelanggan dan PLN. Kondisi dilematis ini yang melatarbelakangi Teguh akhirnya harus membayar tagihan listrik sebesar Rp20 juta.
"Akibat pertama bagi saya, baik itu dianggap benar atau salah, saya semakin tidak bisa bekerja mencari penghasilan dan sibuk menyelesaikan sengketa ini. Saya hanya ingin mengedukasi pada pihak PLN agar kinerjanya lebih baik dan sempurna, sehingga tidak ada korban lain yang tidak perlu terjadi lagi seperti yang saya alami," kata Teguh.