Ingat Indonesia, Reynold Poernomo Bikin Cendol di MasterChef Australia
VIVA – Hampir semua peserta menitikkan air mata dalam acara MasterChef Australia 2020 saat mereka bercerita mengenai makanan yang dibuat, Rabu malam (27/05/2020).
Sesi MasterChef Australia terbaru kali ini disiarkan di tengah pandemi virus corona dengan peserta dari sebelumnya 24 orang, sekarang tinggal separuhnya 12 orang.
Dua peserta berdarah Indonesia, yakni Reynold Poernomo dan Jess Liemantara masih bertahan dalam sesi berjudul "Back To Win", menampilkan kontestan yang pernah ikut di sesi sebelumnya namun tidak menang.
Sejumlah peserta terharu dan menangis ketika melihat kembali foto-foto masa kecilnya dan diminta memasak sesuatu yang terinspirasi dari masa lalu mereka.
Lima makanan diantaranya buatan Jess (kiri atas) dan Reynold (kanan atas) yang dipilih oleh para juri sebagai yang terbaik dari peserta Masterchef 2020 yang tersinspirasi oleh keluarga mereka. (Foto: Masterchef AU)
Berbagai kisah yang mengharukan dalam perjalanan keluarga para peserta membuat mereka tidak bisa menyembunyikan emosi masing-masing.
Reynold Poernomo, yang pernah menduduki peringkat keempat MasterChef Australia 2015, misalnya, melihat kembali fotonya ketika duduk di sebuah ruangan kecil di belakang restoran milik keluarga mereka di Sydney.
Reynold Poernomo dengan foto dari masa kecil yang kemudian memberikan inspirasi membuat 'Bali Sunrise'. (Foto: Masterchef AU)
Foto tersebut mengingatkan kembali Reynold akan perjuangan keluarga mereka dalam menjalankan restoran, setelah keluarganya pindah dari Surabaya.
"Foto itu foto yang menyedihkan ketika saya merasakan keluarga saya sebagai keluarga migran yang berjuang," kata Reynold di hadapan peserta lain dan tiga juri baru dalam kompetisi kali ini, Melissa Leong, Andy Allen dan Jock Zonfrillo.
Reynold kemudian menceritakan satu peristiwa yang membuat hampir semua peserta juga ikut merasakan kesedihannya.
"Saya ingat ketika petugas imigrasi membawa kedua orang tua untuk diperiksa. Restoran kami harus tutup."
"Kakak laki-laki saya membawakan makanan untuk saya ketika saya lapar," kata pria berusia 26 tahun tersebut.
Reynold sekarang memiliki cafe di Sydney bernama Koi yang juga harus ditutup karena aturan pembatasan aktivitas warga di Australia.
Tayangan MasterChef 2020 yang diputar semalam adalah seri ketika Australia menerapkan aturan "lockdown" karena pandemi COVID-19, mengingatkan Reynold dengan keadaan yang dialaminya dulu dengan apa yang dialaminya sekarang.
Perkenalkan masakan "Bali Sunrise"
Dalam acara semalam, Reynold membuat makanan bernama Bali Sunrise, nama yang diambil dari restoran milik keluarga Poernomo sebelumnya di Sydney.
Hidangan pencuci mulut yang dibuat Reynold tersebut berbentuk kelapa yang berisi coklat dan juga di dalamnya dipenuhi dengan cendol, makanan yang mengingatkan Reynold dengan kehidupannya ketika tinggal di Indonesia.
"Bali Sunrise" yang dibuatnya mendapat pujian dari para juri dan mengantarkan Reynold masuk dalam peringkat lima besar sehingga berkesempatan untuk memasak lagi hari Kamis malam.
Dari lima orang tersebut, pemenangnya akan mendapat "immunity" untuk tidak harus memasak pada hari Minggu, dimana yang paling buruk akan tersingkir.
Selain Reynold Poernomo, peserta asal Indonesia lainya Jess Liemantara, 21 tahun, peserta termuda dalam kompetisi ini juga mendapat pujian dan masuk lima besar.
Jess membuat coklat yang menyerupai coklat merek terkenal Ferrero Roche.
Juri mengagumi Jess, yang tinggal di Melbourne, bisa membuatnya dalam waktu 60 menit.
Tiga orang lain yang masuk dalam lima besar adalah Poh Ling Yeow, Khanh Ong dan Brendan Pan.
Peserta yang punya hubungan dengan Indonesia
Selain Reynold Poernomo dan Jess Liemantara, dua peserta lainnya yang juga memiliki ikatan kuat dengan Indonesia adalah Ben Ungermann dan Khanh Ong.
Khanh Ong yang berasal dari Vietnam, datang ke Australia sebagai pengungsi dan sekarang tinggal di Melbourne.
Khanh lahir di kamp pengungsi di Pulau Galang di Kepulauan Riau di tahun 1993 dan kemudian pindah ke Australia ketika dia berusia 2 tahun.
Dalam foto yang diperlihatkan semalam, Khanh sedang bersama kedua orangtuanya di hari pertama mereka tiba di Australia.
"Saya lahir di kamp pengungsi, dan foto itu adalah ketika kami diizinkan untuk migrasi dan itulah yang mengubah hidup kami," kata Khanh.
Sementara Ben Ungermann asal Tasmania, sekarang sudah tidak ikut kompetisi lagi. Bukan karena masakannya, namun karena terlibat dalam kasus yang melibatkan kepolisian.
Ben menyebutkan bahwa dirinya memiliki 25 persen darah Indonesia dari kakek neneknya dimana keluarganya berasal dari Belanda.
Ben menjadi runner up di MasterChef Australia di tahun 2017 dan kemudian dia pernah juga tampil dalam acara MasterChef di Indonesia.
Hari Selasa, salah satu media di Australia menyatakan polisi menuduh Ben telah melakukan penganiayaan seksual terhadap seorang remaja putri berusia 16 tahun.
Kejadiannya sudah terjadi beberapa pekan lalu, namun baru dalam acara pekan ini, salah satu juri, yakni Jock Zonfrillo mengatakan Ben tidak akan kembali lagi dalam acara karena urusan lain.
Kuatnya peserta Asia di tahun 2020
Peserta MasterChef 2020 diantaranya terdapat Reynold Poernomo dan Jessica Liemantara, keduanya memiliki hubungan dengan Indonesia. (Foto: 10 Network)
Yang juga tampak menonjol dalam acara MasterChef Australia 2020 ini adalah kuatnya para peserta dari Asia.
Sejauh ini dari 12 peserta yang tersisa, enam berasal dari atau memiliki hubungan dengan Asia.
Empat peserta memiliki kaitan dengan Indonesia, sementara Sarah Tiong dan Poh Ling Yeow berasal dari Malaysia.
Ada pula Brendan Pan yang lahir di Mauritius, namun berasal dari keluarga asal China dan sekarang tinggal di Australia Barat.
Minggu lalu ketika Jess dan Poh menampilkan dua masakan terbaik mereka, saat tema memasak dalam kompetisi tersebut adalah mie instan.
Munculnya Poh dan Jess dengan masakan mereka yang berlatar Asia kemudian mendapat reaksi dari beberapa netizen di Australia, yakni untuk pertama kalinya wajah Asia mendominasi tayangan utama televisi di Australia.