Update Corona DIY: Tambah 12, 10 Orang Berasal dari Klaster Indogrosir

Sumber :

VIVAnews - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis data terbaru penanganan virus corona di wilayahnya, Rabu, 13 Mei 2020. Dari data yang dirilis hari ini, ada tambahan 12 pasien positif virus corona di DIY.

Dari 12 pasien positif virus corona ini diketahui 10 pasien terkait dengan klaster Indogrosir. Sementara, dua pasien lainnya terkait dengan klaster Jamaah Tabligh dan karena memiliki riwayat kontak dengan pasien positif virus corona.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, menerangkan bahwa pasien nomor kasus 172 adalah perempuan berumur 19 tahun asal Kabupaten Bantul. Pasien terkait dengan klaster Jamaah Tabligh.

Untuk pasien nomor kasus 173 adalah perempuan berumur 29 tahun adalah warga Gunungkidul. Pasien terkait dengan klaster Indogrosir. Sementara itu pasien nomor kasus 174 adalah anak laki-laki berumur 7 tahun asal Gunungkidul. Pasien diketahui adalah anak karyawan Indogrosir.

Berty menerangkan pasien kasus nomor kasus 175 adalah laki-laki berumur 56 tahun asal Gunungkidul. Pasien diketahui terkait dengan klaster Indogrosir. Sedangkan pasien kasus 176 adalah laki-laki berumur 29 tahun asal Kabupaten Sleman. Pasien adalah karyawan Indogrosir.

Berty mengungkapkan pasien nomor kasus 177 adalah laki-laki berumur 14 tahun. Pasien diketahui asal Kabupaten Sleman. Pasien diketahui memiliki riwayat kontak dengan pasien positif virus corona.

"Pasien kasus 178: laki laki, 45 tahun, Sleman; Kasus 179: laki-laki, 25 tahun, Sleman; Kasus 180: laki laki, 31 tahun, Sleman; Kasus 181: laki-laki, 54 tahun, Kota Yogya; Kasus 182: laki-laki, 35 tahun, Sleman; dan kasus 183: perempuan, 27 tahun, Gunung Kidul. Seluruh pasien adalah karyawan Indogrosir," ujar Berty.

Berty menambahkan dengan adanya tambahan 12 orang tersebut maka total pasien positif virus corona di DIY ada 181 orang meskipun jumlah nomor kasus ada 183. Hal ini dikarenakan pasien nomor 17 dan 37 datanya dimasukkan ke Provinsi Jawa Tengah.