Polling VIVAnews: 93% Setuju Anggaran Kartu Prakerja untuk BLT Saja

Petugas dampingi warga yang mendaftar Kartu Prakerja di Surabaya 13 April 2020
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Moch Asim

VIVA – Program Kartu Prakerja di masa wabah virus corona (Covid-19) tengah disorot masyarakat. Ini lantaran modul-modul pelatihan dalam program kartu pra-kerja, yang memakan anggaran negara sebesar Rp20 triliun, dianggap tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat yang terdampak krisis pandemi virus corona.

Maka kalangan masyarakat hingga politisi menyarankan agar anggaran untuk kartu prakerja lebih baik dialihkan untuk program yang lebih dibutuhkan dan bisa dirasakan langsung oleh warga yang membutuhkan, seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai). Usulan itu sudah ditolak oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dengan alasan pemerintah sudah menyiapkan program bantuan langsung kepada masyarakat.

Terkait hal itu, VIVAnews sepanjang pekan lalu menyelenggarakan jajak pendapat (polling) sederhana dengan menampilkan pertanyaan di laman utama: "Setujukah Anda anggaran program Kartu Prakerja dialihkan jadi BLT bagi warga korban krisis corona?" Jawabannya hanya dua, Setuju atau Tidak Setuju.

Diikuti oleh 701 pengunjung laman VIVAnews, selisih dua jawaban itu sangat timpang. Hanya 49 responden (6,99%) yang Tidak Setuju, sedangkan sisanya, yaitu 652 responden (93,01%) menyatakan Setuju bila anggaran program Kartu Prakerja dialihkan jadi BLT bagi warga korban krisis corona.     
Para netizen pun memberi komentar terkait topik tersebut melalui akun resmi VIVA.co.id/VIVAnews di Facebook maupun Twitter.

Salah satunya Al Giffari Tamala, yang sejujurnya dia harapkan dari kartu prakerja bukanlah pekerjaan, namun uangnya. "Semua orang tahu, orang hebat dan pintar akan kalah dengan orang berduit dan punya orang dalam saat mencari pekerjaan," ujar Tamala.

Sedangkan Muhammad Isnaini merasa kartu prakerja hanya sebuah "program akal-akalan" untuk menguntungkan pihak tertentu. "Sebaiknya jadikan BLT agar lebih bermanfaat," ujarnya.

Begitu pula dengan akun Alvaro Van RheZza yang menyatakan setuju bila anggaran program kartu prakerja dijadikan BLT bagi rakyat yang membutuhkan. Tapi penyalurannya harus diawasi, agar benar-benar tepat sasaran. "Daripada nonton cara belajar memancing Rp800 ribu, terus belajar mengojek Rp1 juta." 

Di Twitter, akun Ummu Nanaj juga menyatakan hal senada. "Buat apa, lagian yang di-PHK juga punya skill. Di-PHK bukan karena tidak punya skill, tapi ekonomi itu yang ambruk, jadi perusahan tidak bisa bertahan menggaji buruh," ujarnya.

Sedangkan akun Abukuda Al Jaran menyatakan tidak setuju anggaran kartu prakerja diahlihkan untuk BLT. "BLT hanya untuk segelintir orang dan selama ini banyak yang tidak sesuai. Lebih baik kembalikan subsidi, semua rakyat berhak dapat subsidi. Pajak nggak pandang bulu, mengapa subsidi pilih-pilih?"