Dalam Sehari Pasaman Barat Digoyang Dua Kali Gempa Bumi

Ilustrasi gempa
Sumber :
  • VIVA/ Andri Mardiansyah.

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat, mencatat dalam sehari, Jumat, 8 Mei 2020, Kabupaten Pasaman Barat, digoyang gempa bumi sebanyak dua kali. 

Pertama terjadi pada pukul 13.35 WIB dengan magnitudo 2.9. Kedua pukul 21.34 WIB dengan kekuatan 4,2 skala ritcher. Gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar Sumatra pada segmen angkola.

Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Irwan Slamet menyebutkan, wilayah Pasaman dan Pasaman Barat diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa lindu yang berkekuatan 4,2 skala richter episenternya terletak pada koordinat 0,34 lintang utara dan 99,85 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 19 kilometer Barat Laut Talu-Pasaman Barat. Lindu ini terjadi pada kedalaman 5 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal akibat aktivitas sesar Sumatera segmen Angkola. Dampak gempa bumi berdasarkan laporan dari masyarakat, berupa guncangan dirasakan di wilayah Pasaman dan Pasaman Barat. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Irwan Slamet, Jumat malam.

Hingga pukul 23.00 WIB, kata Irwan, dari hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

Irwan juga menjelaskan, sejak penambahan jumlah sensor gempa bumi di Sumatera Barat, yang dari awal hanya enam sensor, yang terdiri dari satu sensor di Dharmasraya, dua di Mentawai, satu di Padang Panjang, satu di Padang, dan satu di Pasaman Barat, serta ditambah 15 sensor baru pada tahun 2019, mengakibatkan peningkatan kemampuan BMKG dalam mendeteksi gempa bumi dengan magnitudo kecil di bawah 3 skala richter.

"Peningkatan kemampuan deteksi gempa bumi ini tentu erat dengan banyaknya jumlah gempa bumi yang dapat dideteksi BMKG, terutama gempa bumi dengan magnitudo kurang dari 3 dan di daerah-daerah yang sebelumnya belum terpasang sensor gempa bumi. Serta daerah yang belum banyak jumlah sensor gempa buminya, salah satunya adalah Pasaman Barat," kata Irwan.