Duh, Daya Beli Petani Turun Lagi karena Harga Hasil Produksi

Petani memanen bawang merah di Kampung Tugu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa, 7 Mei 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada April 2020 sebesar 1,73 persen dibandingkan NTP Maret 2020, yaitu dari 102,09 menjadi 100,32.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, penurunan NTP pada April 2020 disebabkan oleh turunnya indeks harga hasil produksi pertanian, sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan.

"Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani atau It turun sebesar 1,64 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani atau Ib naik sebesar 0,10 persen," kata Suhariyanto saat telekonferensi, Senin, 4 Mei 2020.

Penurunan NTP April 2020, katanya terjadi di seluruh subsektor pertanian, yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,45 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 1,18 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,48 persen, Subsektor Peternakan sebesar 1,76 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 1,59 persen.

Berdasarkan datanya, dari 34 provinsi  sebanyak 30 provinsi  mengalami  penurunan  NTP, sedangkan 4 provinsi mengalami kenaikan NTP. Penurunan  NTP  terbesar pada April 2020 terjadi di  Kalimantan Barat yaitu sebesar 3,27  persen, sedangkan kenaikan NTP tertinggi terjadi di Riau sebesar 1,66 persen. 

Penurunan  terbesar NTP di Kalimantan Barat disebabkan oleh  penurunan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat khususnya komoditas karet yang turun sebesar 5,12 persen sedangkan kenaikan tertinggi NTP di Riau.

"Disebabkan oleh kenaikan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat khususnya pada komoditas kelapa sawit yang naik sebesar 4,16 persen," tuturnya.