Jokowi: Stimulus Ekonomi Harus Dirasa Tukang Gorengan dan Tambal Ban
VIVA – Dalam pembukaan Musrenbang Nasional tahun 2020, Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah melakukan pemetaan. Terutama adalah sektor-sektor yang terdampak wabah virus corona atau Covid-19 yang dapat dipulihkan dalam waktu cepat.
Skema pemulihan ekonomi, menurutnya harus disiapkan. Presiden sendiri mengklaim kalau tahun 2021 adalah tahun pemulihan dan rebound ekonomi Indonesia. Meski begitu peran daerah juga diperlukan.
"Setelah tahapan mitigasi covid selesai, kita masuk ke tahapan recovery. Siapkan, siapkan sektor apa yang bisa pulih cepat, bisa langsung rebound, mana yang pulihnya agak lambat, apa rencana intervensi yang bisa dilakukan," ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya melalui video conference, Kamis 30 April 2020.
Tahapan mitigasi oleh pemerintah yang dilakukan saat ini, kata Jokowi, adalah dengan menyiapkan berbagai stimulus ekonomi. Mulai dari pembebasan kredit maupun soal pajak. Yang menyasar sektor-sektor UMKM hingga yang mikro.
Jokowi mengingatkan, tidak boleh dilupakan usaha-usaha rakyat yang mikro tersebut. Apalagi mereka yang bergerak di usaha informal, tidak bersentuhan dengan modal perbankan. Karena dampak yang dirasakan cukup berat, sementara tidak tersentuh oleh bantuan.
"Pedagang kaki lima, tukang gorengan, tambal ban, warung-warung kecil dan sebagainya, jumlah ini sangat besar. Dan menurut data Bappenas mencapai 40 juta dan juga menampung tenaga kerja. Sebagian besar dari mereka tidak bersentuhan dengan bank atau lembaga keuangan ini juga harus kita perhatikan," jelasnya.
Pemberian stimulus ekonomi terhadap sektor usaha, menurutnya harus bisa menjamin bahwa tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja atau PHK. Pemerintah memberikan bantuan atau stimulus itu, dengan syarat pekerjanya tetap bisa bekerja seperti sedia kala.
"Jangan sampai hanya mau mendapat stimulus tapi tetap PHK pekerjanya," katanya.
Untuk itu, Jokowi meminta agar ada proses evaluasi yang dilakukan secara berkala terhadap pemberian bantuan atau stimulus tersebut. "Sehingga benar berdampak terhadap jutaan tenaga kerja yang bergantung pada sektor riil," lanjutnya.