Hadapi Corona, Kementerian LHK Akan Bagi-bagi Produk Petani Hutan

Sumber :

VIVAnews - Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, berbagai produk hasil petani hutan diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung banyak zat pendorong imunitas tubuh manusia yang diolah dari alam. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan hasil-hasil dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sangat bermanfaat seperti madu, minyak kayu putih dan lain-lain untuk imunitas tubuh manusia.

“Produk-produk itu kita berikan kepada paramedis yang sedang bekerja keras untuk menangani Covid-19,” kata Menteri Siti melalui keterangan resminya, Senin, 27 April 2020.

Khusus wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, KLHK telah mengalokasikan 2.000 paket produk herbal. Jumlah paket yang telah disalurkan sebanyak 280 paket dan 1720 paket akan segera didistribusikan ke RS rujukan pasien corona baik di DKI dan sekitarnya maupun daerah lain, termasuk jurnalis peliput Covid-19 dan masyarakat terdampak Covid-19.

Selain itu, telah dialokasikan 5000 paket herbal di daerah dan 2.230 paket telah disalurkan di lima Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada masing-masing wilayahnya. Sisa paket produk herbal akan disalurkan kepada rumah sakit lainnya dan masyarakat bersamaan dengan penyaluran Alat Pelindung Diri (APD) dan atau sembako.

Hingga 22 Maret 2020, telah ada 6.940 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Terdiri dari komoditas agroforestri (25%), buah-buahan (17%), wisata alam (11%), kayu-kayuan (13%), Kopi (8%), tanaman pangan (8%), madu (5%), aren (4%), hasil hutan bukan kayu lainnya (4%), rotan dan bambu (3%), dan kayu putih (1%).

Siti mengatakan produk para petani hutan tersebut kini sudah dikemas lebih modern dan melalui teknologi pengolahan yang memenuhi standar layak konsumsi. Produk juga telah diteliti secara ilmiah kandungan antioksidan dan pelbagai zat yang membantu meningkatkan imunitas tubuh manusia dari serangan mikroogranisme penyebab penyakit.

"Kami terus dorong petani hutan untuk meningkatkan produksinya, karena peminatnya juga semakin banyak. Dengan begitu ekonomi rakyat terus bergerak di tengah tantangan menghadapi pandemi corona ini," kata Siti.

Oleh karena itu, Kementerian LHK juga melaksanakan pelatihan pendampingan perhutanan sosial secara elektronik/e-learning. Pelatihan berdurasi 25 jam pelajaran selama empat hari ini dilaksanakan dari 27 April-18 Juni 2020 secara bertahap, dengan target sebanyak 3.000 peserta di seluruh Indonesia terbagi dalam 100 angkatan, di mana satu angkatan terdiri dari 30 peserta.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat yang terlibat didalamnya secara berkesinambungan. E-learning ini sekaligus difungsikan untuk sosialisasi mitigasi/penanganan Covid-19 kepada masyarakat atau kelompok Perhutanan Sosial (PS) dan para pendamping PS di seluruh Indonesia, kelompok kerja percepatan PS (Pokja PPS) dan NGO/komunitas/aktivis perhutanan sosial.