Seorang PDP di Kota Malang Meninggal Dunia
VIVA – Seorang pria berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Malang, Jawa Timur meninggal dunia. Sempat menjalani perawatan di rumah sakit, namun nyawa pasien berusia 46 tahun itu tidak tertolong.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Pemkot Malang, Husnul Mu'arif membenarkan kabar itu. Saat dilakukan pemeriksaan pasien diketahui memiliki riwayat klinis stroke. Selain itu, terdapat virus di dalam tubuh pasien. Namun, untuk virus ini masih dalam pemeriksaan apakah virus corona, Covid-19 atau virus lainnya.
"Pemeriksaan rapid tes untuk IDD nya hasilnya negatif. Untuk IDM-nya hasilnya reaktif, artinya IDM adanya terpapar virus dalam jangka waktu sudah lama, virus apapun itu tidak hanya corona," kata Husnul, Rabu, 22 April 2020.
Satgas Covid-19 pun langsung menelusuri riwayat kontak tracing kepada keluarga pasien. Terutama mereka yang dalam beberapa hari terakhir melakukan interaksi dengan pasien. Satgas Covid-19 tidak ingin mengambil risiko terburuk, sehingga kontak tracing wajib dilakukan kepada anggota keluarga PDP.
"Untuk orang dekat PDP ini apakah ada yang positif, masih belum ada informasinya. Karena dari kami masih dilakukan tracking," ujar Husnul.
Saat ini, PDP tersebut telah dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kota Malang. Pemakaman pun dilakukan dengan terbatas hanya dihadiri oleh anggota keluarga saja dan pendeta. Sejauh ini total pasien positif di Kota Malang mencapai 8 orang dengan jumlah PDP sebanyak 137 orang.
Sementara itu, Kapolresta Malang Kota Komisaris Besar Polisi Leonardus Simarmata mengaku prihatin dengan kondisi di Kota Malang. Sebab, meski berstatus zona merah di Jawa Timur. Ternyata jalan raya maupun beberapa tempat masih ramai masyarakat beraktivitas normal. Padahal, polisi telah rutin melakukan patroli sejak pagi hingga malam.
"Ada sebuah ironi yang terjadi. Kita tidak ingin perekonomian anjlok, tapi di sisi lain masyarakat berdekatan tanpa menggunakan masker juga berbahaya. Kita semua harus memberikan edukasi bahwa kondisi saat ini belum ideal. Dan tidak tahu kapan virus corona ini akan berakhir," ujar Leonardus.