Akibat Corona, Dugderan Sambut Ramadhan di Semarang Digelar Sederhana
VIVA – Penyebaran virus corona atau Covid-19 semakin meluas di Kota Semarang, Jawa Tengah. Imbasnya serangkaian tradisi menjelang Ramadhan seperti karnaval Dugderan yang biasanya meriah bakal digelar sederhana dengan tidak mengundang keramaian.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan tradisi Dugderan tetap digelar, sebab tradisi tersebut merupakan tradisi turun temurun penanda awal masuknya Bulan Suci Ramadhan dan sudah dilakukan masyarakat Semarang sejak tahun 1881. Namun, tradisi tahunan itu akan dilaksanakan dengan konsep yang lebih sederhana di tengah pandemi corona.
"Tetap digelar, tapi konsep acaranya akan digelar secara sederhana," ujar pria yang akrab disapa Hendi tersebut di Semarang, Kamis 16 April 2020.
Menurut Hendi, konsep yang berubah tersebut ialah pihaknya tidak akan melibatkan orang banyak. Ia mencontohkan serangkaian acara tradisi tersebut seperti pasar malam, festival kesenian tradisional, karnaval arak-arakan Warak Ngendog yang biasanya diadakan dari Balai Kota Semarang hingga Masjid Kauman Semarang yang memancing banyak orang bakal ditiadakan.
"Tidak akan ada arak-arakan maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang. Tradisi Dugderan tahun ini akan didesain seminimal mungkin sesuai dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Saat memasuki Ramadhan nanti pihaknya mendorong peran masjid untuk ikut dalam upaya pencegahan virus corona. Selain melantunkan doa-doa, setiap masjid diharapkan juga menyampaikan imbauan tentang upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Masjid kita dorong untik ikut berperan dalam pencegahan penyebaran virus corona. Kalau bisa setiap masjid melalui pengeras suara bisa menyampaikan imbauan agar tetap di rumah. Kalau memang harus keluar rumah maka diwajibkan memakai masker," katanya.