Polling VIVAnews: 52,18% Yakin PSBB Bisa Atasi Corona di Indonesia
VIVA – Pemerintah pekan lalu telah membuat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menekan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. DKI Jakarta menjadi kota pertama yang secara resmi memberlakukan PSBB sejak 10 April 2020 dan akan diikuti kota-kota penyangga, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), paling cepat pekan ini.
Pemberlakuan PSBB ini tentu mendapat perhatian besar dari masyarakat. Itu lah sebabnya VIVAnews sepanjang pekan lalu membuat polling singkat yang dimuat di laman utama (homepage) dengan pertanyaan sederhana: Apa Anda yakin Pembatasan Sosial Berskala Besar bisa atasi wabah corona di Indonesia? Pilihan jawaban hanya ada dua, Yakin atau Tidak Yakin.
Berlangsung selama 7 hari, dari 6 hingga 12 April 2020, polling mini itu diikuti 596 pengunjung laman VIVAnews. Hasilnya hampir berimbang.
Pengunjung yang menjawab "Yakin" sebanyak 311 atau 52,18 persen. Jawaban "Tidak Yakin" dipilih 285 pengunjung atau 47,82 persen.
Bersamaan dengan polling di atas, masyarakat juga diberi kesempatan untuk memberi pendapat terkait pertanyaan jajak pendapat tersebut melalui akun VIVAnews di Facebook. Ada yang mendukung maupun memberi kritik atas langkah pemerintah dalam menangani wabah virus corona, termasuk dalam menerapkan PSBB.
Sarah Rahani, misalnya, yakin PSBB bisa mengatasi wabah virus corona. "Yakin dong, kapan pemerintah Indonesia salah ambil kebijakan? Jawabannya tidak pernah," ujar dia.
Sedangkan Zainul MU menilai cuma Indonesia yang takut lockdown. "Tidak ada duit buat kasih makan rakyat, makannya pakai PSBB," tulisnya.
Sedangkan Dody Setyawan meragukannya. "Gimana mau yakin, bandara dan pelabuhan masih dibuka," ujarnya.
Pandangan kritis lainnya juga diutarakan akun Mas Sus. "Penjara dikosongkan, tapi mau nangkap orang yang menghina presiden, percayanya di mana? Rakyat takut, pak, takut korona, dan banyak aturan yang menakutkan untuk rakyat."
Sedangkan Hadi Sumarno memberi masukan terkait penerapan PSBB oleh aparat berwenang. "Daripada dipidana, lebih baik didenda, pak... pidana itu menambah kerja saja buat bapak-bapak polisi kita. Denda yang membuat efek jera saja."
Pada akhirnya, warga bernama Mario Alfaqir memberi pandangan, "Lockdown nggak lockdown...yang utama dompet sama perut isi full."