Rusuh di Lapas Manado, Terdengar Suara Tembakan
VIVA – Narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Manado, mengamuk. Kericuhan terjadi Sabtu sore hingga malam ini, 11 April 2020, hingga terjadi kebakaran di salah satu bagian lapas.
Hal ini dibenarkan pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Memang ada gangguan keamanan di sana. Namun, pihak Ditjen PAS mengaku belum bisa berkata banyak terkait kejadian tersebut.
"Betul, sudah terjadi gangguan keamanan di Lapas Manado hari ini," ucap Kepala Bagian Humas Ditjen PAS, Rika Aprianti saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu 11 April 2020.
Pihak Ditjen PAS mengaku masih melakukan perhitungan terkait apa saja kerusakan yang diderita akibat kejadian ini. Sejauh ini belum ada informasi adanya napi yang melarikan diri dalam kejadian tersebut. Polisi sendiri meluncur ke lokasi guna meredam kericuhan di sana.
Masih mencekam
Hingga pukul 20.30 WITA, suasana masih mencekam dirasakan warga sekitar lapas yang beralamat di Kelurahan Sumompo, Kecamatan Tuminting, Manado. Bahkan kondisi belum sepenuhnya terkendali. Kendati sejak sore hingga malam ini ratusan aparat kepolisian gabungan Polda Sulut dan Polresta Manado serta TNI telah diterjunkan ke lokasi.
Dari pantauan di lapangan, sisi dalam Lapas Manado kian mencekam. Bunyi tembakan aparat berbalasan dengan teriakan-teriakan penghuni lapas yang menolak untuk menyerah. Tapi upaya mengamankan situasi tetap dilakukan.
Beberapa bagian gedung hangus terbakar. Api telah melalap Lapas Manado sejak sore dan bertambah parah saat napi meledakkan tabung gas. Di jalan-jalan utama Manado Utara masih terdengar sirene aparat serta pemadam kebakaran meraung-raung dan melaju cepat.
Kepala Lapas Klas IIA Manado, Sulistyo Ariwibowo, masih tutup mulut saat ditanyai apa pemicu sehingga ratusan warga binaan nekat melakukan aksi berbuntut chaos. Begitu pun sejumlah pejabat kepolisian yang terlihat tegang, belum menjawab jelas pertanyaan wartawan.
"Kami belum tahu pasti penyebabnya. Saat ini aparat sudah di sini untuk mengamankan lokasi dan dikirim dari berbagai satuan Polda dan Polres hingga Brimob," kata Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel didampingi Wakapolresta AKBP Faisol Wahyudi.
Sejumlah informasi sebenarnya sudah beredar duluan di lapangan. Salah satu sumber kuat menyatakan, aksi warga binaan adalah bentuk protes yang dilakukan Napi Blok Narkoba karena ada pembatasan kunjungan terhadap mereka. Kabarnya pembatasan itu merupakan kebijakan dari pengelola Lapas karena indikasi telah ada jalur narkoba yang masuk ke lapas tersebut.
Faktor lain jadi pemicu adalah proses asimilasi yang membebaskan warga binaan karena Covid-19 sebanyak 113 orang. Yang tidak bebas diinformasikan kecewa sehingga mulai melempar batu ke petugas jaga. Juga ditengarai para Napi berontak karena masalah jatah makanan.
Indikasi-indikasi tersebut faktanya masih akan diselidiki polisi. Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abast mengatakan sebisa mungkin pihak kepolisian dan pengelola Lapas melacak apa alasan yang memotivasi ratusan warga binaan melakukan aksi nekat. Apakah spontan atau ada dalang pemicu, itu juga akan diselidiki. "Saat ini situasi sudah kondusif," kata Jules.
Aparat keamanan kata dia telah menguasai Lapas dan tengah dihitung berapa banyak warga binaan di dalam pasca-peristiwa ini. "Kemungkinan ada 400-an warga binaan," kata dia.
Soal korban yang jatuh baik dari warga binaan maupun aparat, sejauh ini Jules menginformasikan telah dievakuasi guna mendapatkan penanganan medis. "Dalam situasi begini korban memang tak terelakkan, tapi kondisinya masih cukup baik dan sudah dibawa berobat," ujar perwira menengah asal Sangihe ini.