Keluarga Pasien Pertama Positif Corona di Serang 'Dihajar' Isu Hoax
VIVA – Sejak semalam, Rabu, 8 April 2020, beredar broadcast kalau keluarga inti pasien positif Covid-19 di Kota Serang, Banten, kabur dari rumahnya. Namun hal ini dibantah langsung oleh Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari W Pamungkas
Bahkan, ada juga yang mengabarkan bahwa pasien tersebut meninggal dunia dan dievakuasi oleh tim medis. Nyatanya, dalam foto yang beredar, sekelompok anggota kepolisian dari Brimob Polda Banten, Polres Serang Kota, TNI, BPBD dan tenaga medis, sedang melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar rumah pasien.
Menurut Kepala Dinas Kominfo Kota Serang itu, keluarga inti pasien berada dirumah dan sudah mengikuti rapid test. Namun dia belum menerima data resmi dari tenaga medis yang melakukan pengecekkan.
"Mereka enggak kabur, sudah di-screening juga sama tenaga kesehatan. Pada saat suaminya di-test, keluarga intinya juga di-test untuk keamanan. Tapi saya belum dapat data resminya," kata Jubir Gugus Tugas Covid-19, Hari W Pamungkas, melalui sambungan selulernya, Kamis, 9 April 2020.
Meski sudah terdapat satu pasien positif covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang masih belum berniat menaikkan status Siaga-nya yang sudah ditetapkan sejak Kamis, 2 April 2020.
Selain menetapkan status Siaga Covid-19, Pemkot Serang juga menganggarkan penanganan virus Corona sebesar Rp 20 miliar. Sumber dana tersebut berasal dari dana pergeseran anggaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) PNS sebesar Rp18 miliar dan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp2 miliar.
Siang ini, Pemkot Serang mengadakan video konference dengan pemerintah pusat, membahas mekanisme penetapan PSBB dan perkembangan virus Covid-19 di daerah. "Belum ada peningkatan status, kita lihat eskalasinya. Kita tunggu juga arahan dari Menkopolhukam terkait arahan PSBB," terangnya.
Tim medis dari Dinkes Kota Serang juga terus melakukan tracking atau pemeriksaan, siapa saja yang pernah kontak fisik dengan pasien positif kemudian melakukan rapid test terhadap orang tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang dan bisa melakukan tindakan cepat dalam penanganan pasien covid-19.
"Hari ini dari bidang kesehatan tracking kasus, riwayat kontak fisik sama kontak dengan keluarga, nanti kita evaluasi, test rapid juga," jelasnya.