Update Corona Jatim 5 April: Positif 187, Dua Daerah Zona Merah Baru

Sumber :

VIVA – Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Jawa Timur kembali bertambah secara signifikan. Data per Minggu, 5 April 2020, terdapat 35 kasus baru yang terkonfirmasi positif sehingga total positif di Jatim sebanyak 187 kasus. Informasi terbaru lainnya, dua kabupaten, Bondowoso dan Ponorogo, yang semula berstatus zona kuning kini beralih menjadi zona merah.

Ke-35 kasus baru itu terdiri dari 7 kasus di Kota Surabaya, 5 kasus di Tulungagung, 4 kasus di Sidoarjo, 3 kasus masing-masing di Ponorog, Lamongan, Kediri, dan Kabupaten Malang, 2 kasus di Situbondo, serta 1 kasus masing-masing di Jombang, Bondowoso, Gresik, Nganjuk, dan Pamekesan.

Jika ditotal, sebaran kasus positif Corona di Jatim hingga Minggu ini ialah 84 kasus di Surabaya, 18 di Sidoarjo, 13 di Lamongan, 8 di Kabupaten Malang, 8 di Situbondo, 7 di Kabupaten Kediri, 6 di Tulungagung, 5 di Nganjuk, 5 di Gresik, 3 di Ponorogo, 2 di Pamekasan, dan 1 kasus di Bondowoso. “Hari ini yang konfirmasi positif di Jatim ada 187,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahasi Surabaya pada Minggu malam.

Hal yang agak melegakan, jumlah pasien yang semula positif terkonversi negative alias sembuh bertambah delapan orang. Dengan demikian, total pasien sembuh hingga Minggu ini sebanyak 38 orang. Adapun jumlah pasien yang meninggal tidak bertambah, sama dengan kemarin sebanyak 14 orang.

Khofifah mengatakan, pasien sembuh dari Jatim cukup banyak secara nasional. Mereka kebanyakan dari Surabaya. “Kita semua sampaikan terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan, dokter, paramedik, kepada semua yang sudah memberikan profesionalisme, dedikasinya, untuk merawat pasien yang positif,” ujarnya.

Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP), jumlahnya meningkat sebanyak 926 orang. Adapun orang dalam pemantauan (ODP) juga melonjak drastis, yaitu sebanyak 10.636 orang. Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso, mengatakan, peningkatan signifikan pada jumlah ODP merupakan hal yang menguntungkan karena dengan demikian lebih mudah penanganan dan pencegahannya. “Kalau ODP-nya banyak, justru itu baik,” terangnya.