Salat Jumat Ditiadakan, Karpet Masjid Digulung, Efektif Cegah Corona?

Umat Islam sedang melaksanakan salat. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Peneliti kesehatan masyarakat mengatakan pemerintah Indonesia perlu mencontoh kebijakan Singapura yang meniadakan sementara salat Jumat dan langkah Malaysia mempersingkat salat Jumat.

Hal itu menanggapi kebijakan yang ditempuh pemerintah Indonesia yang antara lain mengimbau agar seluruh masjid di Indonesia antara lain menggulung karpet dan menyemprot antiseptik.

Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia (UI) Budi Haryanto mengatakan, dalam periode pandemi corona, `overreacting is better than non-reacting` (bereaksi berlebihan lebih baik dari pada tidak bereaksi).

"Kalau sudah ada pengalaman di sana (negara-negara lain), kenapa kita nggak proaktif untuk mencegah? Mumpung kita masih rendah kasusnya," ujar Budi kepada BBC Indonesia, Jumat (13/03).

"Kita (lakukan pencegahan) lebih awal, orang bilang overreacting nggak apa-apa," katanya.

 

 

Hal itu diucapkannya saat merespons perbedaan pencegahan penularan corona di Singapura, Malaysia, dan Indonesia, khususnya dalam hal peribadatan.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah memberikan sejumlah imbauan pada masjid-masjid yang ada.

"Satu, menggulung semua karpet-karpet karena itu satu sumber penyakit. Kedua, melakukan penyemprotan antiseptik," ujar Menteri Agama Fachrul Razi seusai memantau pembersihan Masjid Istiqlal Jakarta dengan desinfektan (13/03).

"Kita sarankan tidak usah lagi, sementara waktu ini, bersalaman, apalagi cupika cupiki," ujarnya.

Ia juga meminta pengurus masjid untuk memastikan air wudhu mengalir dengan baik dan menyiapkan sabun dan antiseptik untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit.

Fachrul juga menyarankan jamaah yang tidak sehat untuk tidak salat di dalam masjid dan bagi para jamaah yang salat di masjid untuk membawa sajadah sendiri.

Bagaimana dengan Singapura, Malaysia, Iran, dan negara lain?

Di Singapura, masjid-masjid akan ditutup (mulai 13/03) selama lima hari untuk sterilisasi dengan desinfektan. Seluruh kegiatan dan kelas di masjid juga akan diliburkan selama dua pekan.

Komite Fatwa Majlis Ugama Islam Singapura telah mengeluarkan fatwa tentang izin penutupan masjid dan menangguhkan salat Jumat untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Di Malaysia, salat Jumat tidak ditangguhkan tapi khotbah salat diminta untuk dipersingkat, ujar Menteri Agama Malaysia Zulkifli Mohamad Al-Bakri, seperti dikutip dari akun resmi pribadinya.

Ia juga meminta jamaah untuk berwudhu di rumah masing-masing.

https://twitter.com/drzul_albakri?ref_src=twsrc^google|twcamp^serp|twgr^author

Di Iran, di mana lebih dari 200 orang telah meninggal karena COVID-19, salat Jumat di sejumlah masjid di wilayah perkotaan sudah ditiadakan.

Di kota suci Syiah selatan Karbala, Irak, salat Jumat juga ditiadakan.

Sementara, mengutip kantor berita Anadolu, di Arab Saudi, pemerintah negara itu menunda pelajaran agama di semua masjid dan membatasi khotbah sholat Jumat hingga 15 menit untuk mencegah penularan COVID-19.

Sebelumnya, Arab Saudi juga sudah membatasi kegiatan umrah untuk sementara waktu.

Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia Budi Haryanto menyarankan pemerintah Indonesia untuk melihat praktik pencegahan dari negara lain.

"Kita bisa lihat juga menunaikan umrah saja di Arab Saudi dibatasi sedemikian rupa supaya tidak terjadi pernularan," ujarnya.

"Berkompromi antara keyakinan kita untuk berjamaah dan mencegah penularan itu harus dipikirkan dengan matang."

Sementara, terkait dengan arahan pemerintah Indonesia untuk menggulung tikar masjid, Budi mengatakan, hal itu memang perlu dilakukan.

"Supaya kalau ada yang bawa virus dan ada orang mudah bersin, droplet keluar...di karpet kan (virus) hidupnya bisa cukup lama bisa berjam-jam," ujarnya.

 

Apakah boleh tidak salat berjemaah untuk sementara?

 

Salah satu pakar Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Jakarta, Muhammad Arifin, mengatakan hingga saat ini, imbauan pemerintah agar para jamaah menjaga kebersihan, masih cukup dalam upaya penularan COVID-19 dalam tempat ibadah.

Ia menyebut praktik penundaan salat Jumat belum perlu dilakukan, selama belum diketahui ada pasien positif corona yang sering beribadah di satu masjid di suatu wilayah.

"Kalau ada (orang yang terkena COVID-19) di satu lingkungan, imam bisa tidak memberlakukan salat jamaah beberapa hari, juga salat Jumat," katanya.

"Di Iran salat Jumat diliburkan karena ada pejabat tingginya, ada tokoh yang terkena (COVID-19). Di kita belum separah itu," ujarnya.

 

AFP
Di kota suci Syiah selatan Karbala, Irak, salat Jumat juga ditiadakan.

 

Meski begitu, hingga kini pemerintah pusat tidak pernah membuka data tempat-tempat yang pernah dikunjungi pasien corona.

Haruskah pemerintah pusat mengumumkannya?

Menurut Arifin, pemerintah tidak perlu membukanya ke publik, tapi ke pejabat daerah terkait, agar kebijakan yang perlu bisa dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan peribadatan.

Ia menambahkan, dalam ajaran Islam, umat boleh tidak melakukan salat berjamaah.

`Kalau dalam masa Ummar bin Khatab, ketika beliau mengamalkan pesan Rasul, pesannya gini, `kalau kita sedang ada di wilayah yang kena wabah kita tidak perlu keluar (rumah)," kata Arifin.

"Karena boleh jadi, kita membawa penyakit itu ke orang lain dan jika ada wabah di tempat lain, kita tidak perlu ke sana...Praktik itu dilakukan Umar dan khalifah-khalifah yang lain," katanya.

 

Bagaimana dengan agama lain?

 

Menteri agama Fachrul Razi mengatakan imbaun serupa, untuk memastikan kebersihan rumah ibadah, akan diberikan pada pengurus rumah ibadah agama lain.

Sebelumnya, Keuskupan Agung Jakarta sudah mengeluarkan imbauan untuk mencegah penularan, di antaranya dengan menerima komuni dengan tangan (biasanya dengan mulut).

Praktik yang sama sudah dilakukan di gereja-gereja Katolik dari Ghana, Amerika, hingga Eropa.

Sebelumnya, Paus Fransiskus juga memilih untuk menyiarkan khotbah Minggu, dalam upaya mengurangi keramaian di Vatikan.

 

Getty Images
Umat Katolik diminta menerima komuni dengan tangan.

 

Sementara itu, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), baru sebatas meminta umat-umatnya untuk menjaga kebersihan.

Kepala Humas PGI, Irma Riana Simanjuntak, mengatakan pihaknya belum tahu apakah akan mengeluarkan arahan untuk menunda ibadah Minggu atau kegiatan gereja lainnya untuk mencegah penularan.

"Masih perlu pembicaraan intensif. Kita belum tahu seperti apa ke depan," ujarnya.