Diguyur Hujan, Massa Gejayan Memanggil Lagi Solid Tolak Omnibus Law

Aksi Gejayan Memanggil Lagi Tolak Omnibus Law
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) menggelar aksi Gejayan Memanggil Lagi, Senin, 9 Maret 2020. Ribuan massa mulai memadati simpang tiga Gejayan sejak pukul 12.00 WIB.

Ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, seniman, buruh dan berbagai elemen masyarakat menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law yang diinisiasi pemerintah Jokowi. Tak hanya itu, ribuan massa juga menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintah yang mendukung Omnibus Law.

Dari pantauan VIVAnews di lapangan, aksi Gejayan Memanggil Lagi ini diguyur hujan sejal pukul 14.30 WIB. Meski dalam kondisi diguyur hujan, ribuan massa terlihat tetap berada di simpang tiga Gejayan.

Berbekal payung, jas hujan hingga spanduk, massa menggunakannya untuk bertahan dalam guyuran hujan. 

0rasi dari berbagai perwakilan massa aksi tetap dilakukan meski di bawah guyuran hujan. Orasi ini tetap diikuti dengan khidmat oleh para massa aksi.

Humas ARB, Kontratirano menerangkan aksi kembali turun ke jalan untuk menolak rencana pengesahan Omnibus Law Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja. ARB juga menyerukan aksi mogok nasional sebagai bentuk penolakan pada Omnibus Law.

"Kita turun ke jalan bersama kawan-kawan yang beraliansi di tiap kampus untuk turun lagi ke Gejayan, kembali dengan juga serikat dan organ buruh kemudian dengan elemen masyarakat lainnya. Terbuka secara umum menyatakan gagalkan Omnibus Law," ujar Kontratirano di simpang tiga Gejayan.

Dalam aksinya ARB menyerukan enam poin. Enam poin ini adalah:

1. Gagalkan Omnibus Law (RUU Cipta Kerja, RUU Perpajakan, RUU Ibu Kota Negara dan RUU Kefarmasian)

2. Dukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) dan Tolak RUU Ketahanan Keluarga

3. Memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan seluruh lembaga negara yang mendukung pengesahan Omnibus Law

4. Mendukung penuh mogok nasional dan menyerukan kepada seluruh element rakyat untuk terlibat aktif dalam mogok nasional tersebut

5. Lawan tindakan represif aparat dan ormas reaksioner

6. Rebut kedaulatan rakyat, bangun demokrasi sejati