Enam Warga Banten dalam Pengawasan Corona

Warga memeriksakan kesehatan di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten memastikan ada enam warganya dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Mereka kini berada di ruangan isolasi di Rumah Sakit dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang dan Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang.

Sampel spesimen dari tubuh mereka sudah dibawa ke Jakarta, untuk dilakukan penelitian di laboratorium Kementerian Kesehatan guna memastikan apakah positif atau negatif Covid-19.

"Usia bervariasi, tapi dari enam itu negatif, tapi masih dalam pegawasan. Jadi di kita itu ada status observasi, pemantauan dan status pengawasan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ati Pramudji, ditemui dalam sebuah acara disebuah hotel di Kabupaten Serang, Banten, Senin, 9 Maret 2020.

Untuk rumah sakit rujukan Covid-19 di Banten, awalnya hanya ada dua RS, yakni RSDP Serang dan RSU Tangerang. Kini, Dinkes Banten menambah empat rumah sakit, sehingga totalnya menjadi enam, yakni RSUD Banten, RSUD Kota Cilegon, RSUD Balaraja dan RSUD Kota Tangerang.

Mereka siap menangani pasien dengan gejala Covid-19 dan miliki ruang isolasi yang mencukupi. Tenaga medisnya pun dianggap sigap menangani pasien inveksius seperti Covid-19.

"Jadi kami tadi diperintahkan untuk menginventarisir selain dua rumah sakit yg ditunjuk oleh kementerian, kira-kira RS mana lagi, tadi saya tunjuk Kota Tangerang, Cilegon dan RSUD Banten, ditambah Balaraja. Jadi ruang isolasi ditambah empat total enam, dilihat dari kesiapan semuanya, termasuk potensinya," terangnya.

Penambahan rumah sakit dan ruang isolasi ini juga dikarenakan RSPI dr Sulianti Suroso sudah penuh menangangi PDP dan enam orang yang positif Covid-19 di Indonesia.

"Untuk rujukan Covid-19 ini kan tadinya baru dua rumah sakit rujukan, tetap mengingat status orang dalam pengawasan semakin bertambah, sedangkan di pusat ketiga rumah sakit itu selalu penuh ruang isolasi. Ketika nanti terjadi, kita siap, tidak lagi gagap," jelasnya.

Sementara itu, Rumah Sakit dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang mengkonfirmasi dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di ruang isolasi RSDP Serang. PDP-1 dan PDP-2, kini sedang dalam perawatan dan pemeriksaan oleh tim medis.

Bahkan, sampel spesimen atau bagian tubuh mereka sudah di ambil dan dibawa ke Litbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk dilakukan uji laboratorium, guna memastikan kondisi kesehatan pasien.

Dua PDP itu bertambah pada Minggu dini hari, 8 Maret 2020, sekitar pukul 01.00 wib ke ruang IGD RSDP Serang. Pasien mengalami keluhan batuk, pilek, demam dan sesak nafas. Anam menjelaskan bahwa penanganan pasien PDP-2 itu sesuai standar penyakit inveksius, yakni tim medis menggunakan masker dan Alat Pelindung Diri (APD).

Usai menangani pasien, ruangan IGD pun disemprot menggunakan disinfektan untuk menetralisir dari berbagai macam virus yang kemungkinan bisa menyebar. Jika sudah disemprotkan disinfektan, harapannya ruangan IGD kembali steril.

"Informasi yang saya terima pasien ke IGD dulu, protokolnya, setelah diperiksa dibawa ke ruang isolasi. Keluhannya demam, batuk, pilek sama sesak nafas. Suhu tubuh mereka di atas normal," kata Humas RSDP Serang, drg Khaerul Anam saat dihubungi.

Dua PDP ditangani oleh tiga dokter spesialis, yakni dokter spesialis paru, jantung dan penyakit dalam. Kondisi kesehatan mereka dikontrol selama 24 jam oleh tim medis rumah sakit milik Pemkab Serang itu.

Sedangkan satu PDP lagi, merupakan pasien yang videonya viral, karena dianggap positif Covid-19. Namun video itu disebut hoax oleh Polda Banten. "Dikontrol oleh tiga doktor, dokter spesialis paru, penyakit dalam sama jantung. Sekarang yang dilakukan menangangi keluhannya. Dua termasuk satu iya (pasien lama) satunya baru," jelasnya.