Arab Saudi Tangguhkan Umrah, Begini Nasib Jamaah hingga Biro Travel RI
- bbc
Ribuan jamaah asal Indonesia untuk sementara ini diperkirakan tidak dapat melaksanakan umrah, menyusul kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menangguhkan ibadah umrah dan ziarah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Salah satu jemaah yang tidak jadi berangkat adalah Aryati Nugrahani dan suaminya Budhi Haruman Guawijaya.
Mereka merencanakan terbang menggunakan pada awal Maret mendatang.
"Tiket dan visa sudah keluar dan dipegang oleh pihak travel. Rencananya Sabtu nanti manasik, latihan saat umrah nanti ngapain aja," ujar Aryati, Kamis (27/02).
Namun demikian, setidaknya ada enam maskapai yang diketahui tetap terbang ke Arab Saudi pada Kamis (27/02), ujar Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.
Hal itu terjadi karena pemberitahuan mengenai penangguhan umrah sementara baru diterima pemerintah juga pihak terkait pada dini hari (27/02).
Agus Maftuh mengatakan akan mengupayakan semua jemaah yang diangkut pesawat itu dapat melaksanakan ibadah.
"Tetap kita usahakan masuk (ke Arab Saudi). Satu pesawat Lion sudah lolos masuk," ujar Agus melalui pesan tertulisnya pada wartawan BBC News Indonesia Callistasia Wijaya.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penerbangan umrah lebih dari 100 kali per minggu, sehingga kira-kira ada 13 penerbangan ke Arab Saudi dalam sehari.
Ia juga memastikan, mulai Jumat (28/02) sudah tidak ada lagi penerbangan menuju Saudi.
`Cita-cita umrah sebelum haji`
Aryati Nugrahani, jamaah asal Banten, mendaftar di biro perjalanan umrah MazQ Tour pada Januari silam.
Keinginan untuk mengunjungi Masjid Nabawi dan Majid al Haram, di Mekkah, sudah diniatkan jauh-jauh hari. Karena itu mereka mulai menabung sejak dua tahun lalu.
"Kita bercita-cita sebelum haji sempatkan umrah dan alhamdulilah ada waktu dan rezekinya terus kita daftar umrah deh," kata Aryati pada wartawan Quin Pasaribu untuk BBC Indonesia.
Tapi, kabar penangguhan sementara itu, pertama kali ia tahu dari berita di media massa.
Tak lama, pihak biro perjalanan mengirimkan pesan singkat yang isinya meminta para jemaah bersabar sembari menunggu kepastian dari pemerintah.
Mendengar kabar tersebut, ia mengaku memahami keputusan pemerintah Arab Saudi sehingga tak terlalu kecewa.
"Ini kan masalah keamanan kita semua juga ya," tuturnya.
"Enggak (kecewa) sih. Karena keadaan yang membuat begini, keadaan yang tidak bisa diprediksi. Jadi ini kan bukan karena penipuan, tapi memang kondisinya harus begitu."
Meski begitu, Aryati masih berharap penangguhan sementara itu tidak berlangsung lama sehingga ia dan sang suami bisa tetap berangkat.
"Kalau tingkat kesiagaan di Arab Saudi sudah turun, kita harap bisa segera diberangkatkan dan pemerintah Arab Saudi bisa memastikan kesehatan kita di sana, misalnya dengan memberikan masker, biar ibadahnya tenang. Tapi kalau masih bahaya, mau bagaimana lagi."
Dari grup anggota umrah yang berangkat pada 5 Maret nanti, kata Aryati, setidaknya ada 60 orang yang siap terbang. Biaya satu orang untuk ibadah umrah sekitar Rp28 juta.
Kalau sampai tidak ada kepastian tentang keberangkatannya, ia berharap pihak travel mengembalikan uang para jemaah.
"Kalau betul-betul batal dan enggak bisa berangkat, minta uang balik."
Travel umrah: kalau semakin lama ditunda, kami bisa rugi besar
Salah satu perwakilan biro perjalanan umrah dan haji Patuna, Benyamin Maksum, mengatakan sudah menyiapkan dua opsi bagi jemaah umrah yang ada di lembaganya.
Opsi pertama, bagi jemaah yang telah melunasi biaya perjalanan akan dikenakan status `tunda`. Sehingga kapan pun pemerintah Arab Saudi membuka kembali pintu bagi jemaah Indonesia, mereka akan langsung diberangkatkan.
Pasalnya, kata dia, pihak travel sudah membayar semua keperluan tiket dan hotel. Sehingga mustahil kalau harus meminta uang kembali.
Sementara bagi jemaah yang baru membayar deposito, uang mereka bisa dikembalikan utuh.
"Saya pastikan duitnya ada," ujar Benyamin Maksum kepada BBC Indonesia, Kamis (27/02).
Dari data Patuna, pada Maret ini lebih dari 600 jemaah umrah dijadwalkan berangkat umrah.
Jadwal keberangkatan terdekat pada tanggal 2 dan 5 Maret mendatang dengan jumlah 60 orang dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Kemudian pada 16 Maret nanti, Patuna akan menerbangkan 400 jemaah.
Namun begitu ia berharap penangguhan ini tidak terlampau lama karena kerugian yang harus ditanggung pihak travel bakal bertambah besar.
"Otomatis rugi dari profit, pendapatan pasti berkurang. Kalau semakin lama, bisa mati (bisnis) ini karena kan dari situ penghasilannya. Jadi jangan terlalu menunda lah."
"Kami berharap pemerintah Arab Saudi tetap membuka atau dipilih-pilih negara mana yang potensi (penyebar virus corona). Ini kan semua jadinya ditutup visanya. Saya pikir hanya beberapa negara di Asia terutama yang dekat dengan China, ternyata semua negara."
Dalam catatan Patuna, dalam setahun pihaknya biasa memberangkatkan 4.000 sampai 5.000 jemaah umrah dan 700 jemaah haji.
Bagaimana respons pemerintah?
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah Indonesia memahami keputusan pemerintah Arab Saudi. "Pemerintah Indonesia memahami bahwa keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan kepentingan kesehatan umat yang lebih besar, terutama khususnya para jamaah umrah dan ziarah," ujarnya.
Ia menambahkan pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi lanjutan untuk melindungi kepentingan calon jamaah, terutama yang berkaitan dengan biro perjalanan, maskapai penerbangan, akomodasi, hotel maupun Visa.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan pihaknya belum bisa memastikan mekanisme perlindungan jemaah, seperti refund (pengembalian uang).