Elite PKS Sarankan Jemaah Batal Umrah Sumbang Korban Banjir
- VIVA.co.id/ Reza Fajri
VIVA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Hidayat Nur Wahid meminta jamaah umrah yang terancam batal berangkat ke Tanah Suci agar dapat meningkatkan ibadah. Juga mendoakan pemerintah Indonesia agar bisa meyakinkan pemerintah Arab Saudi untuk membuka kembali visa bagi jemaah asal Indonesia.
“Bagi saudara kami yang gagal berangkat, pertama, mohon didoakan lebih serius lagi supaya masalah ini cepat selesai sehingga mereka segera bisa berangkat secepatnya ke Mekkah ke Madinah; melakukan ibadah umrah dan ziarah,” kata Hidayat di sela kunjungan kerja di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat, 28 Februari 2020.
Sembari menunggu proses lobi, kata Hidayat, jemaah diharapkan memperbanyak amal soleh, yang wajib maupun sunah, sebagaimana yang biasa dilakukan saat umrah, misal, salat subuh berjemaah di masjid kemudian duduk di masjid sampai tiba waktu suruk. Selama duduk itu, berzikir dan membaca Alquran. Kemudian, salat sunah dua rakaat. Semua itu, menurutnya, pahalanya setara dengan haji dan umrah.
Dia juga menyarankan amal saleh lain yang bersifat sosial, misalnya membantu para korban banjir dan bencana alam lainnya. “Mereka yang sudah sering umrah, dananyanya bisa digunakan untuk membantu saudara kita yang kena banjir, juga fakir miskin."
"Artinya," Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu menekankan, "harta umrah yang sudah sekian kali dipergunakan (untuk yang sering umrah), menurut saya, juga bagus dipergunakan untuk membantu saudara kita yang terkena masalah sosial di Indonesia."
Mereka yang belum mendapatkan kesempatan untuk berumrah, Hidayat berpendapat, bukan berarti pintu ibadah sudah tertutup. Bahkan masih banyak bentuk ibadah yang nilai pahalanya yang setara denagn haji dan umrah.
Hidayat mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri maupun Kedutaan Besar di Arab Saudi, yang telah melobi pemerintah Saudi agar memberikan kelonggaran untuk jemaah umrah asal Indonesia atas pertimbangan sejauh ini nihil kasus penularan virus corona.
Memang, dia mengakui, situasinya sekarang tidak mudah bagi negara-negara di dunia, termasuk Arab Saudi dan Indonesia. Risiko jemaah umrah asal Indonesia tertular virus corona di Tanah Suci tetap ada. Kalau sampai terjadi, menjadi masalah juga bagi pemerintah Indonesia.
“Jadi, penting kita pahami dalam konteks yang komperehensif, tapi perjuangkan aspirasi umat, juga kewajiban negara dengan tetap memberikan rasionalisasi,” ujarnya.