Orangtua Berpisah, Tiga Bocah di Tapanuli Selatan Makan Sabun

Camat Angkola Muara Tais Fadli Harahap memeriksakan anak yang kerap makan sabun.
Sumber :
  • VIVAnews/ Putra Nasution (Medan)

VIVA –  Tiga bocah di Desa Muara Tais 2, Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara diketahui memiliki kebiasaan sehari-hari mengonsumsi sabun mandi.

Ketiga bocah itu masing-masing berinsial N (10), J (8) dan  A (4). Mereka merupakan keluarga. Namun mereka hidup tanpa pengawasan orangtua lantaran sudah berpisah.

Kebiasaan yang aneh itu berdampak terhadap kesehatan A. Kini, bocah tersebut mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat. "A sakit karena ususnya kecil, masih balita, masuk bahan kimia dia makan sabun, enggak tahan usus itu, maka dia (A) drop," ujar Camat Angkola Muara Tais, Fadli Harahap kepada wartawan, Rabu, 26 Februari 2020.

Fadli mengungkapkan, kedua orangtua bocah tersebut sudah berpisah sejak beberapa tahun lalu. Akibatnya mereka terlantar. Karena, sang ayah mengalami stres sedangkan sang ibu pergi entah ke mana. "Kontrol orangtuanya kurang, lalu si kakak ngajarin adiknya makan sabun. Akhirnya fisik adeknya lemah itu jadi sakit," ujar Fadli.

Menurut Fadli, mereka sehari-hari menerima bantuan dari kerabat keluarga dan tetangga. Kini, pihak kecamatan siap memberikan bantuan asupan makanan yang bergizi.

"Orangtuanya, dibilang enggak cerai tapi sudah beberapa tahun pisah, artinya kalau cerai ada putusan pengadilan. Tapi keduanya sudah enggak bersama lagi. Dapat  kabar simpang siur katanya, ibunya udah kawin lagi," kata Fadli.

Fadli mengatakan, kondisi A sejak dirawat di puskesmas setempat terus menunjukan kebaikan dalam kondisi kesehatannya. "Senin kemarin kita cek up. Alhamdulillah naik berat badannya. Kemarin Rabu 10.09 kg, Senin kemarin kita cek 11,04 kg," ujar Fadli.

Antisipasi hal serupa terulang kembali, Fadli mengatakan, pihaknya sudah menjalin kesepakatan bersama keluarganya. Ketiga bocah itu untuk sementara akan dititipkan ke panti asuhan.

"Langkah  ke depan karena kita tengok keluarganya kurang representatif,  tadi pagi kita juga rapat sama keluarganya sepakat mereka dititipkan sementara ke panti asuhan, agar lebih  terkontrol," ujar Fadli.