Pulau Sebaru Kecil Jadi Tempat Observasi WNI Kru Kapal World Dream

Masa observasi 238 WNI dari Wuhan, China, selama 14 hari di Natuna dinyatakan berakhir pada tanggal 15 Februari 2020 pukul 12.00 WIB. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVAnews - Pemerintah akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) World Dream ke Pulau Sebaru Kecil, menyusul dihentikannya pengoperasian kapal tersebut akibat wabah virus Covid-19. Sejumlah 188 ABK akan diobservasi Pulau Sebaru Kecil yang terletak di gugus Kepulauan Seribu, Jakarta.

Lokasinya di pulau kosong, aman, pulau yang tidak berpenghuni dan memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk observasi.

Selepas menghadap dengan Presiden Joko Widodo di Istana, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, langsung mengadakan Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kantor Menko PMK. Dihadiri Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto serta perwakilan dari kementerian/lembaga lainnya.

Kapal dr. Suharso sudah menuju ke laut sekitar wilayah Riau untuk nanti kemudian dipindahkan ke Kapal dr. Suharso dan akan diobservasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh WHO. Evakuasi 188 ABK secara transfer (boat to boat) dari Kapal World Dream ke Kapal Rumah Sakit dr. Soeharso milik TNI.

"Estimasi pemindahan boat to boat akan dilakukan pada tanggal 26 Februari jam 10.00 di Selat Durian dan akan tiba di Pulau Sebaru Kecil 28 Februari sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Menko PMK memberi keterangan pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin, 24 Februari 2020.

Menurut Muhajir, observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, akan dilaksanakan selama 14 hari sejak kedatangan di pulau tersebut. Prosedur yang sama dilakukan saat observasi WNI dari Wuhan, Tiongkok, di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Tim gabungan yang sudah berpengalaman dan terlatih melakukan observasi di Natuna akan ditugaskan untuk menangani ini.

Dipilihnya Pulau Sebaru Kecil, selain karena pulau tersebut tak berpenghuni juga di sekeliling pulaunya, juga tak berpenghuni sehingga aman. "Dulunya pulau ini adalah tempat rehabilitasi narkoba. Fasilitasnya lengkap, ada AC-nya juga sama seperti waktu observasi di Natuna dan kita akan pastikan mereka nyaman," kata Menko PMK Muhadjir Effendy.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan bahwa pemerintah akan fokus mengevakuasi WNI di kapal pesiar World Dream terlebih dahulu karena risikonya paling kecil. Terawan secara tegas menyatakan 188 WNI ABK yang akan dievakuasi dari Kapal World Dream dalam keadaan sehat dan sudah mengantongi sertifikat sehat dari Hongkong dan jaminan sehat dari pihak Kapal World Dream.

"Kita baru konsentrasi semua untuk World Dream karena itu yang sudah paling dekat dengan kita. Arahan Presiden semua harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian. Beberapa skenario juga sudah kita siapkan, semoga semua bisa berjalan dengan baik," kata Terawan.

Sementara itu, pemerintah masih terus berupaya untuk mengevakuasi WNI yang masih berada di atas kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Saat ini, pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan otoritas pemerintah Jepang terkait proses pemulangan WNI tersebut.

Terawan menjelaskan bahwa pemerintah berupaya untuk menjaga agar 264 juta jiwa penduduk Indonesia selamat dari wabah virus Covid-19, di samping tetap memberikan perhatian kepada WNI yang ada di Jepang. Menurutnya, pemerintah Indonesia sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa agar bisa melaksanakan evakuasi dengan baik.

"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ujarnya.

Kapal Diamond Princess telah menjalani proses karantina usai sejumlah penumpang maupun awaknya positif terinfeksi virus Covid-19, termasuk sembilan WNI dari Indonesia. Kesembilan WNI tersebut kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang.

Selain sembilan orang tersebut, ada sejumlah WNI lainnya yang masih berada di kapal pesiar Diamond Princess. Dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah terus memastikan agar semua WNI tersebut mendapatkan perlakuan sesuai dengan protokol kesehatan WHO.

Sebelumnya, pada Kamis 20 Februari 2020, Kepala BNPB juga sudah meninjau Kapal dr. Soeharso di Surabaya. “BNPB siap mendukung opsi pemulangan WNI baik melalui laut maupun udara, sesuai keputusan yang dipilih Presiden Joko Widodo,” kata Doni.

Doni melihat detil seluruh bagian kelengkapan sarana dan prasarana kapal. Dalam beberapa kesempatan tertentu Doni juga melemparkan pertanyaan kepada kepada kru kapal yang bertugas dari TNI AL Koarmada II untuk memastikan seluruh fasilitas dan kelengkapan telah siap dan dapat ditugaskan sebagaimana mestinya.

Dari bagian hanggar kapal di dek C luar, Doni memeriksa puluhan vellbed (kasur lipat) yang telah disiagakan. Ruang Unit Gawat Darurat, ruang ICU, ruang post operasi (RR), ruang bedah, ruang poliklinik, ruang Penunjang Klinik dan 2 ruang perawatan.