Polisi Bilang Semua Guru Pramuka SMP Negeri 1 Turi Bisa Jadi Tersangka

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daearah DI Yogyakarta Kombes Pol Yuliyanto dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu, 22 Februari 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Polisi memeriksa enam guru pembina Pramuka SMP Negeri 1 Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, atas tragedi kematian delapan siswa mereka akibat hanyut di sungai dalam satu kegiatan Pramuka.

Namun, Kepolisian Daearah DI Yogyakarta menolak menjelaskan detail pemeriksaan itu karena sementara ini masih dalam proses penyelidikan. Polisi pun berhati-hati mengusut kasus itu. Lagi pula semua orang yang dianggap bertanggung jawab keberadaannya jelas.

"Tidak buru-buru, karena mereka yang diperiksa jelas statusnya, yakni guru di sekolah itu, dan keberadaannya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah DI Yogyakarta Kombes Pol Yuliyanto dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu, 22 Februari 2020.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, bisa saja nantinya polisi menetapkan tersangka dalam insiden maut itu. "Semuanya memungkinkan jadi tersangkanya. Ini masih pemeriksaan, jadi bukan hanya dari pembina, muridnya juga akan diperiksa. Tapi sementara nanti dulu, karena para siswa masih trauma," katanya.

Delapan korban tewas

Tim SAR gabungan terus mengevakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi yang hanyut terbawa arus saat mengikuti kegiatan Pramuka susur Sungai Sempor, Jumat, 21 Februari 2020.

Berdasarkan pemutakhiran data Basarnas DI Yogyakarta pada Sabtu siang, tercatat 8 korban ditemukan meninggal dunia. Korban terakhir yang dievakuasi bernama Nadine Fadilah. Jenazahnya ditemukan di DAM Lengkong, di kedalaman tiga meter, pada jam 10.15 WIB.

Kepala BPBD DI Yogyakarta Biwara Yuswantana, dalam keterangan tertulisnya, menyebut ada delapan korban yang telah dievakuasi. Seluruh korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Selain jenazah Nadine Fadilah, tujuh korban lainnya yang sudah ditemukan, antara lain Sovie Aulia (15 tahun), Arisma Rahmawati (13 tahun), Nur Azizah (15 tahun), Lathifa Zulfa (15 tahun), Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14 tahun), Evieta Putri Larasati (13 tahun), dan Faneza Dida (13 tahun).

"Total dari jumlah siswa yang ikut kegiatan susur sungai ada 249 siswa. Kelas 7 ada 124 siswa. Kelas 8 ada 125 siswa. Terkonfirmasi selamat 216 siswa dan yang mengalami luka 23 siswa," kata Biwara.