Jika Diminta Pemerintah, Pesantren Ini Siap Tampung WNI Eks ISIS
- YouTube
VIVA – Pesantren Al-Hidayah, Kabupaten Deli Serdang, siap menampung sebagian dari ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) eks simpatisan ISIS yang ingin kembali ke Tanah Air. Pihak pondok pesantren mengatakan siap memberikan pemahaman cinta NKRI dan deradikalisasi.
Hal itu disampaikan pimpinan Pesantren Al-Hidayah, Khairul Ghozali, kepada wartawan, Senin, 10 Februari 2020. Ia mengakui Satuan Intelkam Polrestabes Medan sudah melakukan peninjauan ke Pesantren Al-Hidayah untuk melihat sarana dan prasarana yang dimiliki.
Ghozali mengungkapkan belum tahu apakah Pemerintah Indonesia akan menggunakan pesantren yang saat ini digunakan untuk mendidik anak-anak mantan napi terorisme itu.
"Memang ada meninjau aparat kepolisian. Tapi belum ada kita berkoordinasi dengan BNPT. Kalau itu domainnya BNPT, kalau polisi keamanan," kata Ghozali.
Ghozali menjelaskan pihaknya siap memberikan pelayanan kepada WNI eks ISIS tersebut. Dengan catatan bila diminta Pemerintah Indonesia dengan fasilitas seadanya.
"Bisa-bisa saja, untuk mengembalikan pemikiran (antiterorisme). Masih melakukan peninjauan dan persiapan, kalau kita ya siap-siap saja. Kalau dibangun sarana dan prasarana kita siap-siap saja," jelas Ghozali.
Namun begitu, Ghozali belum tahu rencana ke depannya yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia untuk pemulangan ratusan WNI eks ISIS itu.
"Kalau jadi pemulangan, antara Mei atau Juni 2020. Mereka (polisi) mau lihat persiapan dan prasarana yang ada," kata Ghozali.
Sekitar 600 WNI eks simpatisan ISIS di Suriah ingin pulang ke Tanah Air. Namun, kondisi itu menuai polemik. Rencana kepulangan mereka menuai penolakan karena dinilai berpotensi mengancam keamanan.
Potensi ancaman dari 600 WNI eks ISIS ini salah satunya disuarakan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid. Namun, ada sebagian yang membela sebaiknya pemerintah mengizinkan 600 WNI untuk kembali ke Tanah Air. (ase)