Keberadaan Beragam Etnik Warnai Perjalanan Panjang Sejarah Kota Padang

Kota Padang.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Ahli Sejarah dari Universitas Andalas, Anatona Gulo menyebutkan, keberadaan berbagai macam suku bangsa atau etnik, memiliki peran dalam perjalanan panjang sejarah Kota Padang. Salah satunya, etnik Nias.

Menurut Anatona, eksistensi orang Nias di Kota Padang, sudah berlangsung sejak lebih dari tiga ratus tahun lamanya. Sehingga, menjadi salah satu etnik yang paling awal menghuni Kota Padang. Keberadaan etnik Nias oleh masyarakat umum, baik yang berada di dalam maupun di luar Sumatera Barat, juga selalu dikaitkan dengan asal-usul penduduk Kota Padang.

"Kedatangan orang Nias di Kota Padang, sudah dimulai sejak masa VOC Belanda dan EIC Inggris. Saat menguasai aktivitas dan jalur perdagangan di Pantai Barat Sumatera, pada abad ke 17 hingga 18. Hal ini, kemudian berlanjut pada masa pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Jepang sampai memasuki periode kemerdekaan," kata Anatona, saat menjadi pembicara seminar sehari dengan tema Padang Lama Dalam Perspektif Sejarah dan Masa Depan, Kamis 6 Februari 2020.

Dijelaskan Anatona, bersama-sama dengan kelompok etnik Minangkabau sebagai mayoritas dan warga kota lainnya dari etnik Jawa, China, Keturunan India, dan Batak, etnik Nias, juga telah memainkan peran dan turut berkontribusi di dalam membentuk warna dan identitas Kota Padang. Termasuk, salah satunya, yakni identitas budaya.

Secara spesifik, menurut Anatona, Etnik Nias memiliki konsep yang dinamakan dengan Mukoli (merantau). Dalam artian, suku bangsa Nias, keluar dari wilayahnya berimigrasi ke berbagai wilayah. Untuk di Sumatera Barat, selain di Kepulauan Mentawai, mayoritas orang Nias juga merantau menuju arah Utara dan Timur yakni, Pulau Simeulue dan Sumatera.

"Sejak masa Pemerintahan Sultan Iskandar MUda di Aceh, orang Nias sudah banyak yang sampai di Kotaraja (Banda Aceh). Sementara, keberadaan orang Nias di Bengkulu, dapat dilacak hingga abad ke-18, saat badan dagang EIC Inggris berkuasa di sana," ujar Anatona.

Khusus di Kota Padang sendiri, kata Anatona, kedatangan orang Nias sudah berlangsung sejak periode VOC Belanda pada abad ke-17. Salah satu pasal dalam kontrak perjanjian antara VOC dengan pemuka masyarakat Nias di Teluk Dalam tahun 1693 antara lain, kesepakatan mengenai pengiriman komoditas perdagangan dari pulau Nias ke Padang.

"Mirip dengan kota lain, Padang juga memiliki beberapa nama kampung yang menggunakan nama etnik. Hal ini, menandakan bahwa sejak dulu, kota ini sudah banyak didatangi oleh masyarakat suku lain dari luar Sumatera Barat. terdapat empat nama kampung di Kota Padang, yang menggunakan nama etnik kampung China, Kampung Nias, Kampung Keling, dan Kampung Jawa," tutur Anatona.