Mantan Tahanan Sukses Sulap Pantai Jadi Primadona, Buah Lantunan Doa
- U-Report
VIVA – Pantai Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram, Lombok kini menjadi primadona. Siapa sangka, pantai yang dulunya sangat rawan dan dijadikan tempat berkumpulnya pelaku kriminal kini jadi buruan penikmat wisata.
Semua itu berkat tangan dingin Mahendra Irawan, seorang warga yang gigih menyulap lokasi yang dulunya tidak diperhitungkan masyarakat kini menjadi tempat banyak orang menikmati matahari terbenam.
"Tanah tandus yang tidak berpohon sedikit pun saya sulap jadi tempat wisata. Masyarakat dulu mencibir sekarang sudah mulai ikut," kata Mahendra di Mataram, NTB, Kamis, 6 Februari 2020.
Bermula saat dia membeli tanah di sekitar pantai. Tanah yang cukup luas tersebut kemudian mulai digarap. Dia berusaha mengubah streotip masyarakat yang masih menganggap kawasan tersebut rawan aksi kriminal.
"Saya beli tanah ini 24 are tahun 2006. Pada 2006 sampai 2008 masih jadi tempat premanisme," ujarnya.
Pekerjaan rumahnya tidak sampai di situ. Ia berusaha merekrut pelaku kriminal untuk sama-sama membangun kawasan itu menjadi lokasi wisata. Syaratnya, orang-orang yang direkrut bekerja harus mengakhiri kejahatan yang dilakukan.
"Merekrut orang itu enggak gampang. Pelan-pelan kita bina dan pekerjakan membangun pantai ini," katanya.
Dia mencoba menawarkan pada pemerintah tentang potensi wilayah tersebut. Namun sama sekali tidak digubris.
"Kita ajukan ke pemerintah untuk bangun destinasi tapi belum dilirik. Malah dibikin Pantai Gading (lokasi bersebelahan dengan Pantai Mapak Indah). Alasan pemerintah (karena) saya bukan orang sini tapi orang Pagutan (Mataram)," katanya.
Nekat Pinjam Modal
Mahendra Irawan atau yang familiar disapa Haji Awan mencoba meminjam uang di bank lewat kredit usaha rakyat (KUR) pada 2010. Namun tidak semudah bernapas, bank belum meyakini usahanya menjadi potensi menguntungkan.
"Saya pinjam uang KUR di bank, dahulu enggak dikasih. Enggak dipercaya karena mau nyetor pakai apa. Dahulu masih kumuh," katanya.
Setelah lama meyakini pihak bank, dia kemudian diberikan modal Rp10 juta dari Rp20 juta yang diminta. Itu digunakan untuk membangun toilet dan kamar mandi pantai serta tempat jualan.
Berikutnya, ia kembali meminjam Rp20 juta untuk membangun tembok dan membeli tanah urukan untuk membangun jalan agar pantai tersebut bisa dilalui mobil. Sebanyak 800 dum tanah urugan untuk membangun jalan akses ke pantai pada 2012.
"Setelah itu baru tanamkan pohon kelapa sekitar 200 pohon, tapi tumbang semua (karena abrasi), saya ganti Cemara," katanya.
Pada 2016 dia kemudian meminjam lagi di KUR untuk membangun tembok di area pantai. Dia kemudian memasuki kuliner untuk berjualan di pantai.
Berurusan dengan Hukum
Pada tahun 2017 Mahendra Irawan harus mendekam di tahanan Polda NTB. Ia ditahan lantaran kasus perdata yang dinaikkan menjadi pidana. Itu semua terjadi atas tuduhan kasus pemalsuan surat. Pelapornya justru keluarga sendiri.
Dia kemudian ditahan di Polda dua bulan dan menjadi tahanan titipan di Lapas Mataram selama empat bulan. Namun pada saat vonis hakim, dia justru dinyatakan tidak bersalah dan bebas.
"Saya mencoba melakukan praperadilan ganti rugi. Tapi lima kali praperadilan dinyatakan kalah, akhirnya saya fokus kembali membangun pariwisata," katanya.
Pantai Surga Penyu
Pantai Mapak Indah terkenal dengan sunset yang sempurna. Binar cahaya dan merahnya lembayung membuat pengunjung begitu dimanjakan. Apalagi ditemani siur angin pantai.
Pantai itu juga terkenal dengan sarang penyu. Di sana, Awan membangun lokasi penangkaran penyu dan lokasi bertelurnya penyu.
Pengunjung dapat melihat banyak penyu di sebuah kolam yang ada di pantai. Bahkan, di bulan tertentu penyu naik hingga pantai untuk bertelur. Pengunjung dapat melihat langsung penyu itu naik.
Penangkaran penyu miliknya dibantu PLN dengan diberikan dana. Bahkan Awan harus belajar di Bali selama satu Minggu untuk mengembangbiakkan penyu.
Kemudian dia memperdayakan warga sekitar dengan membuat Kelompok Pelestari Penyu Mapak (KP2M). Karena penyu dilarang untuk dijual, maka usaha penyu menggunakan sistem adopsi. Masyarakat dapat membeli penyu dengan ketentuan penyu yang dibeli akan dirilis kembali ke lautan lepas.
Pelanggannya biasa dari kelompok pecinta hewan atau dinas yang berhubungan dengan kelestarian satwa.
Selain penyu, ternyata di pantai tersebut memiliki terumbu karang jenis jamur yang menjadi rumah bagi penyu-penyu di sana. Pantai tersebut sangat cocok buat lokasi diving menikmati bahari laut.
"Setelah dicek ternyata benar di sana ada terumbu karang meja (jamur) yang menjadi tempat penyu. Makanya tidak heran banyak penyu yang naik ke pantai," ujarnya.
Makam Bersejarah
Keunikan lainnya, di belakang Pantai Mapak Indah ternyata ada sebuah makam yang diyakini makam tokoh berpengaruh dalam sejarah Lombok.
Makam tersebut adalah makam Dende Kalijaga, istri dari Anak Agung Karang Asam.
Diceritakan, saat Kerajaan Karang Asam menyerang Lombok dan tiba di Mataram, Dende Kalijaga yang mencoba berdiplomasi agar Karang Asam tidak mengekspansi ke Lombok Timur dan Lombok Tengah. Hingga sang ratu menjadi istri dari Anak Agung untuk mencegah kerajaan tersebut melebarkan sayap. Namun, historikal kisah tersebut masih butuh penelitian lebih dalam.
Lokasi makam masuk pada Pantai Gading, yang bersebelahan dengan Pantai Mapak Indah. Area makan dikelilingi tembok besar dan memiliki dua gerbang, yaitu gerbang timur dan barat. Konon di makan tersebut, banyak yang berkunjung meminta doa, bahkan pejabat yang datang meminta 'kursi'.
Kacau saat Gempa
Impian Awan mengembangkan pantai itu retak berkeping-keping dan sulit untuk direkatkan oleh sehelai benang penyekat. Saat gempa 2018, masyarakat menjadi takut untuk ke pantai. Apalagi gempa 7,0 yang mengguncang Lombok juga disertai tsunami yang tidak naik ke darat. Namun ketakutan masyarakat menambah parah industri pariwisata. Belum lagi gempa-gempa susulan terus menghantam Lombok.
"Pascagempa kacau lagi, gali lubang tutup lubang," katanya.
Bahkan malam saat gempa Lombok, Mataram begitu kacau. Orang-orang berlari dari arah Pantai Ampenan dan Pantai area Lingkar Selatan seperti Pantai Loang Baloq, Pantai Gading dan Pantai Mapak Indah. Isu tsunami membuat takut masyarakat.
Awan yang semula hendak lari, memilih untuk kembali ke pantai. Dia menghindari kekacauan di kota. Dia memilih, meskipun kota itu "jatuh" akibat bencana, dia harus tetap berada di pantai yang selama ini dikembangkan. Dia kemudian melantunkan setiap doa di pinggir pantai di tengah ketakutan tsunami.
Awal tahun 2020 ini, trauma masyarakat terhadap gempa berangsur pulih. Pantai Mapak Indah yang semula sepi kini mulai ramai dikunjungi. Bahkan ratusan orang setiap hari selalu berdatangan.
Kini Awan memberdayakan sekitar 30 lapak untuk berusaha di pantai tersebut. Aneka makanan dan kuliner dihidangkan di setiap lapak.
Uniknya, setiap lapak memiliki konsep instagramable. Para pengunjung akan puas berswafoto di setiap lapak. Dekorasi yang menarik gaya milenial dan gaya wedding ada di pantai itu.
Menariknya juga bahwa pantai itu memiliki konsep halal tourism. Tidak boleh ada yang berjualan minuman keras atau membawa minuman keras dari luar. Aturan tersebut sebagai dukungan terhadap konsep wisata halal di NTB.