Dua Nelayan Penemu Jasad Kawan Bos Wuling Dijanjikan Dapat Rp750 Juta

jenazah diduga yang mirip penyelam di Perairan Sangiang
Sumber :
  • VIVAnews/Yandi Deslatama

VIVA – Angan-angan jadi orang kaya baru dari dua nelayan asal Lampung bernama Ciliang dan Nandar hilang begitu saja. Mereka dijanjikan mendapatkan uang sebesar US$50 ribu atau sekitar Rp750 juta sebagai imbalan menemukan jasad bos Wulling dan dua temannya yang hilang di perairan Pulau Sangiang, Kabupaten Serang, Banten.

Keduanya begitu antusias ketika ada sayembara yang disebar oleh keluarga korban. Ada dua flyer berisikan sayembara untuk pencarian Tian Yu (45 tahun) dari PT China-lndonesia dan Wang Bing Yang (51), dari PT Morowali Industry Aico. Tidak sedikit hadiah yang disiapkan bagi siapa saja yang menemukan keduanya dalam kondisi hidup atau mati.

Dengan adanya sayembara ini, membuat nelayan di wilayah Banten, ramai-ramai turun ke laut untuk melakukan pencarian. Mereka mencari korban sambil mencari ikan. Chelsea, salah satu penanggung jawab dalam sayembara itu membenarkan ada broadcast soal pencarian Tian Yu.

Data dari Humas Polda Banten, korban yang hilang di antaranya  Tan Xue Tao (L) dari PT Wuling Motor, Tian Yu (L) dari PT China-lndonesia. Kemudian Wang Bing Yang (L), dari PT Morowali Industry Aico

"Waktu menemukan sampai saat ini tidak ada keluarga yang datang ke rumah saya, ngobrol dengan saya. Kami menganggap (hadiah) itu benar (karena) ada sayembara. Kalau (sayembaranya) bohong, silahkan keluarga (Nam) datang ke kampung saya dan berbicara ke warga, nelayan, bahwa (sayembara) itu bohong, atau hoax," kata Ciliang, ditemui di Kota Cilegon, Banten, Kamis 6 Februari 2020.

Hingga kini, Ciliang mengaku tidak berkomunikasi dengan pihak keluarga Nam, karena dia mengaku tidak mengetahui bagaimana harus menjalin komunikasinya. Sedangkan untuk flyer sayembara tersebut, dia mengetahuinya dari rekan-rekan sesama nelayan di Lampung.

Ciliang bersama Nandar memastikan dirinya belum menerima hadiah sayembara Rp750 juta itu. Lantaran, mereka tidak tahu harus bagaimana dan mengadu kesiapa untuk meminta kepastiannya.

"Kami tidak pernah menghubungi (keluarga). Saya juga berfikir dari mana saya dapat uang itu. Saya belum tahu nomor kontak (keluarga) nya," jelasnya.