Virus Corona Merebak, Bali Kintamani Festival Diundur
- Dok. Kemenhub
VIVA – Pemerintah Provinsi Bali menunda pelaksanaan Bali Kintamani Festival yang rencananya akan digelar pada 18 Februari 2020. Penundaan itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Menurutnya, penundaan tersebut sebagai bentuk rasa simpati atas merebaknya wabah virus Corona yang telah merenggut ratusan nyawa tersebut.
"Penundaan ini dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Tapi kita usahakan tahun ini bisa jalan, sambil menunggu situasi di sana kondusif," ujar Kepala Dinas Pariwisata Putu Astawa, Selasa, 28 Januari 2020.
Mengenai virus ini, Astawa mengakui akan berdampak bagi perekonomian Bali yang bergantung pada sektor pariwisata. "Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tentu akan berdampak terhadap industri pariwisata. Akan tetapi, ini saatnya kita untuk introspeksi diri juga," katanya.
Introspeksi yang dimaksud adalah secara skala dan niskala (lahiriah dan batiniah). "Secara skala mungkin saatnya kita mulai berbenah, terutama isu-isu terkait pariwisata seperti masalah lingkungan, sampah, kemacetan dan air bersih di Bali. Saatnya kita membenahi hal tersebut," katanya.
Secara niskala, Astawa mengajak masyarakat Bali untuk terus berdoa agar wabah penyakit ini bisa segera teratasi dan tidak makin parah. "Untuk itu, kita juga perlu menjaga kesehatan, sehingga bisa terhindar dari penyakit," tambahnya, seraya mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk beberapa upaya pencegahan.
Sambil menunggu keadaan di China kondusif, Asatawa mengaku sudah saatnya juga membidik wisatawan dari negara-negara lain. "Kita tidak bisa melupakan pasar potensial seperti Eropa serta Australia juga yang berkontribusi besar terhadap jumlah kunjungan tiap tahunnya," katanya.
Dia menambahkan, sudah saatnya Bali melakukan pembenahan juga di segala bidang demi menunjang pariwisata, sehingga Bali siap bersaing ke depannya. Selain itu, ia juga mengaku perlu meng-counter berita-berita miring yang bisa merugikan citra pariwisata Bali.
"Seperti berita tentang sampah, perlu kita counter itu, mengingat wisatawan, terutama dari Eropa sangat concern dengan masalah tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bali Tourism Board, IB Agung Partha Adnyana, menjelaskan sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Wakil Gubernur Bali, selain penundaan Bali Kintamani Festival, juga dilaksanakan beberapa langkah antisipatif.
"Kita minta pihak hotel untuk tidak mengenakan cancelation fee terhadap agen perjalanan para wisatawan Tiongkok, karena bagaimana pun ini adalah force majeure yang memang tidak diinginkan," bebernya.
Menurutnya, pihak akomodasi wisata bisa memberikan keringanan berupa penundaan kepada para wisatawan yang awalnya akan menginap. "Bagi travel agent wisatawan Tiongkok yang sudah membayar down payment, dijelaskan dalam edaran bisa menggunakannya untuk kunjungan berikutnya," imbuhnya.
Ia mengajak semua pihak untuk menghormati keputusan pemerintah China. "Masalah tingkat kunjungan sudah pasti turun, meskipun belum diketahui secara pasti. Tapi kunjungan wisatawan asing lainnya masih tetap bagus," ujarnya.